Home / Opini / Yuk jadi Pahlawan Literasi demi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan!

Yuk jadi Pahlawan Literasi demi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan!

Hi saat ini kita hidup di tengah kemajuan teknologi berbasis digital yang semakin canggih. Namun, apakah semua kalangan sudah mengenal teknologi-teknologi tersebut?   Berdasarkan data di tahun 2025, yang dikutip dari pandu.komdigi.go.id, terdapat 365 juta pengguna gawai aktif di Indonesia. Boleh dikatakan bahwa satu orang memiliki lebih dari satu perangkat digital. Bener enggak sih? Coba Be-emers komen di kolom komentar! Nah, kalau begitu berarti sudah banyak dong masyarakat kita yang mengenal literasi teknologi digital? Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan literasi digital bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan informasi yang didapatkan sejak 2021 hingga 2024, pemerintah sudah melakukan Program Literasi Digital Nasional, yang menjangkau lebih dari tiga puluh juta warga dari 38 Provinsi di Indonesia. Oleh sebab itu, pada tahun 2024 indeks literasi Indonesia meningkat, yaitu sebesar 3,78 dari skala 5. Lantas, apa arti dari angka tersebut? Berdasarkan informasi tersebut, skor lima adalah nilai terbaik dari suatu indikator, sehingga dapat dikatakan bahwa dari sekian banyak pengguna gawai yang ada, belum sepenuhnya memanfaatkan literasi digital. Oleh karena itu, perlu adanya pahlawan digital yang mampu meningkatkan literasi digital masyarakat. Be-emers sudah siap belum jadi pahlawan digital! Baca Juga: Kolaborasi sebagai Wujud Peduli terhadap Pertanian Negeri Literasi Teknologi Berbasis Digital Bagi Pelaku Usaha Tani Tahu enggak sih kalau sektor pertanian adalah salah satu sektor penting di negara kita? Dikutip dari info.gptn.or.id, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I tahun 2025 ini, pertanian menjadi penopang utama dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini tentunya sejalan dengan fokus Bapak Presiden Prabowo Subianto, yang memprioritaskan ketahanan pangan nasional. Hal ini harus tetap dipertahankan. Lantas bagaimana caranya? Saat ini, kebanyakan pelaku usaha tani adalah mereka yang berusia lanjut, di mana kemampuan digitalisasi mereka sangat minim bahkan ada yang nol. Mereka banyak mengandalkan pengalaman yang mereka dapatkan saat terjun langsung ke lapangan. Seiring dengan bergulirnya waktu, generasi selanjutnya, generasi milenial dan generasi Z, perlu berkontribusi dalam dunia pertanian. Bener enggak sih? Kalau enggak, apa jadinya sektor pertanian kita? Ilmu dari generasi sebelumnya, sudah selayaknya kita pelajari. Selanjutya kita kombinasikan dengan ilmu-ilmu modern serta teknologi-teknologi terkini, sehingga mimpi untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan bukanlah sekedar mimpi belaka. Informasi-informasi yang kita dapatkan, selanjutnya dipublikasikan ke dalam media sosial yang ada, baik dalam bentuk narasi maupun video. Demikian pula dengan produk-produk yang didapatkan. Dengan memanfaatkan literasi teknologi digital, kita bisa mendistribusikan produk pertanian dengan lebih luas, bahkan sampai manca negara. Bukankah begitu?  Tidak hanya itu, kita juga bisa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi terbaru di bidang pertanian. Kerja sama itu tentunya tidak sebatas penelitian, namun harus diimplementasikan di lapangan, sehingga terlihat manfaatnya. Setelah memperoleh keberhasilan, hasil yang ada bisa kita publikasikan kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui perkembangan teknologi yang ada serta dapat memanfaatkannya dalam skala yang besar . Apakah ini belum dilakukan? Tentunya sudah …. Coba saja cari di mesin pencari! pasti Be-emers menemukan berbagai jurnal dan artikel yang membahas hal tersebut. Baca Juga: 5 Jenis Strategi Digital Marketing yang Cocok untuk Bisnis Pertanian   Inovasi Teknologi Berbasis Digital dari Pupuk Kaltim Dikutip dari pupukkaltim.com, di akhir tahun 2024, Pupuk Kaltim berhasil mengembangkan inovasi berbasis digital serta memborong 3 penghargaan sekaligus dalam ajang Digital Innovation & Achievement Award (IDIA) 2024. Inovasi yang diterapkan oleh Pupuk Kaltim meliputi penggunaan Internet of Things (loT), Artificial Intelligence (AI), serta big data analytics yang digunakan memantau proses produksi maupun distribusi. Nah, informasi ini adalah salah satu sumber literasi teknologi berbasis digital yang telah ada di media sosial. Apakah semua masyarakat, khususnya pelaku usaha tani, sudah mengetahui? Jawabannya, pasti belum semua. Nah, ini … adalah PR kita, bagaimana informasi ini dapat kita sebar luaskan kepada masyarakat? Bagaimana masyarakat mengenal dan mengaplikasikannya dikehidupan nyata?    

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *