Jakarta – Mata uang Yuan Tiongkok berpotensi menyaingi dolar AS yang melemah sebagai mata uang global. Hal ini bisa terjadi jika Pemerintah Beijing meliberalisasi konvertibilitas dan akses bagi orang asing.Dengan begitu, dedolarisasi adalah proses mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi ekonomi dan keuangan dunia bakal terjadi.kepala ekonom lembaga riset Makroekonomi AMRO (ASEAN+3 Macroeconomic Research Office) Hoe Ee Khor menjelaskan, China menginginkan lebih banyak penggunaan atas yuan di ekonomi dunia. Saat ini, mata uang tersebut sudah berfungsi dengan lancar dalam penyelesaian pembelian lintas batas.“Keistimewaan AS telah berakhir, awal dari akhir,” kata Khor kepada South China Morning Post, dikutip Rabu (21/5/2025).“Dolar AS bukan mata uang yang aman seperti dulu. Renminbi selalu dianggap sebagai salah satu alternatif yang memungkinkan, dan terus berkembang.” tambah dia.Namun untuk bisa melawan dolar, China harus memperdalam pasar keuangannya sehingga orang asing dapat mengakses saham, obligasi, dan aset lain yang berdenominasi yuan dengan lebih baik.”Kelas aset baru yang didukung yuan juga akan membantu,” tambahnya.Sebagai contoh, skema hubungan China dengan Hong Kong yang sudah ada, yang memungkinkan investor asing membeli obligasi dan saham China daratan tanpa lisensi khusus.Sebelumnya, China memangkas suku bunga pinjaman utama sebesar 10 basis poin (bps) pada Selasa, 20 Mei 2025. China menurunkan suku bunga pinjaman seiring yuan lebih kuat dan meredanya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu memberi ruang untuk pelonggaran moneter yang bertujuan meningkatkan ekonomi.Mengutip CNBC, ditulis Rabu (21/5/2025), The People’s Bank of China atau Bank Sentral China memangkas suku bunga pinjaman 1 tahun menjadi 3% dari 3,1% dari suku bunga pinjaman 5 tahun menjadi 3,5% dari 3,6%.Ini menandai penurunan suku bunga pertama sejak pemangkasan 25 basis poin oleh bank sentral pada Oktober. Hal ini seiring Beijing berupaya menopang ekonominya.Suku bunga pinjaman acuan yang biasanya dibebankan kepada klien terbaik bank dihitung setiap bulan berdasarkan suku bunga yang diusulkan bank komersial yang ditunjuk yang diajukan pada The People’s Bank of China (PBOC).Suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China. Sedangkan suku bunga pinjaman bertenor 5 tahun sebagai acuan untuk suku bunga hipotek.Pemangkasan suku bunga dilakukan saat sejumlah pemberi pinjaman komersial yang didukung negara mulai memangkas suku bunga simpanan mereka hingga 25 basis poin pada Selasa pagi dalam upaya melindungi margin bunga bersih mereka, yang membuka jalan untuk menurunkan suku bunga pinjaman utama. Ekonom Capital Economics, Zichun Huang menuturkan, PBOC akan terus melonggarkan kebijakan.Ia prediksi suku bunga pinjaman akan diturunkan hingga 40 basis poin lagi pada akhir tahun.Sejumlah pemangkasan suku bunga dilakukan sebagai bagian dari paket langkah stimulus yang diumumkan oleh Beijing awal bulan ini, termasuk pengurangan suku bunga pinjaman dan jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan.Suku bunga hipotek di bawah dana tabungan perumahan negara, pemberi pinjaman perumahan yang didukung pemerintah, juga diturunkan hingga 25 basis poin.Yuan offshore Tiongkok telah melepaskan beberapa tekanan depresiasi agar tetap relatif stabil, sebagian besar karena melemahnya dolar AS. Mata uang tersebut telah menguat lebih dari 2,8% terhadap dolar AS sejak mencapai rekor terendah 7,4287 bulan lalu, menurut data LSEG.Ekonom di Denske Bank, Allan von Mehrenmerevisi target 12 bulan untuk yuan off shore menjadi 7,15 dari 7,35 karena de-eskalasi perdagangan dan “preferensi jelas Beijing untuk stabilitas mata uang.”
Yuan China Siap Pimpin Dedolarisasi

Tag:Breaking News