Home / Internasional / Yordania Tembak Jatuh Rudal dan Drone Iran, Bela Israel?

Yordania Tembak Jatuh Rudal dan Drone Iran, Bela Israel?

Amman – Militer Yordania mengonfirmasi mereka mencegat sejumlah drone dan rudal Iran yang melanggar wilayah udaranya pada Jumat.”Pesawat Angkatan Udara Kerajaan dan sistem pertahanan udara mencegat sejumlah rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania pada Jumat pagi,” demikian pernyataan militer Yordania seperti dilansir Al Arabiya.Setelah serangan Israel terhadap Iran pada hari yang sama, sirene serangan udara terdengar di ibu kota Yordania, Amman.Pada Oktober 2024, Yordania juga telah mencegat sejumlah drone dan rudal yang ditembakkan Iran ke arah Israel.”Yordania tidak pernah dan tidak akan pernah membiarkan pelanggaran terhadap wilayah udaranya, menegaskan kembali bahwa kerajaan tidak akan menjadi medan perang bagi konflik apa pun,” ungkap juru bicara pemerintah Mohammad Momani kepada AFP.Di sisi lain, pemerintah Yordania mengecam serangan Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Sufian Qudah memperingatkan tentang “konsekuensi dari tindakan-tindakan yang bersifat provokatif seperti itu”.Yordania menyebut serangan tersebut sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan sebuah negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hukum internasional, dan Piagam PBB.”Sekilas, keputusan berisiko tinggi yang diambil Yordania untuk mendukung Israel dalam menangkis serangan udara Iran bertolak belakang dengan kritik vokalnya atas invasi Israel ke Gaza. Dukungan jangka panjang Yordania terhadap rakyat Palestina dinilai seharusnya bisa mendorong Amman untuk tetap pasif menghadapi serangan Iran.”Memang, antara 20 hingga 50 persen penduduk Yordania berasal dari keturunan Palestina — termasuk Ratu Rania sendiri, yang secara terbuka menentang serangan Israel ke Gaza. Dalam konteks ini, kehati-hatian seharusnya menyarankan agar Yordania tidak ambil bagian dalam pertahanan terhadap serangan udara Iran,” tutur penasihat senior di Center for Strategic and International Studies dan wakil ketua dewan di Foreign Policy Research Institute Dov S. Zakheim dalam opininya yang dipublikasikan oleh The Hill pada April 2024.”Namun, berbeda dengan kebanyakan negara Arab lainnya, Yordania justru mengambil langkah sebaliknya … Yordania memang merupakan sekutu utama Amerika Serikat (AS) di luar NATO. AS sendiri langsung turun tangan membela Israel. Namun, menjadi sekutu tidak selalu berarti harus mendukung setiap upaya militer yang dilakukan oleh AS … Yordania dan AS telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada awal 2021, perjanjian tersebut hanya memberikan akses tanpa hambatan bagi personel militer dan kontraktor AS ke fasilitas-fasilitas di Yordania. Akses ini digunakan untuk berbagai kegiatan seperti pelatihan, manuver latihan, dan transit. Perjanjian ini tidak mewajibkan Yordania untuk melaksanakan operasi militer atas nama AS.”Demikian juga halnya dengan kerja sama militer antara Yordania-Israel, yang telah berlangsung sejak penandatanganan perjanjian damai pada 1994.”Tidak ada kesepakatan yang mengharuskan kedua negara untuk saling membantu secara militer,” tegas Dov.Ada sejumlah alasan lain, yang menurut Dov, memengaruhi keputusan Yordania untuk bergabung dengan Israel, AS, Inggris, dan Prancis dalam menarget dan menembak jatuh drone dan rudal Iran.”Beberapa drone atau rudal balistik dan jelajah, bisa saja jatuh di wilayah Yordania, bukan di Israel. Amman berargumen bahwa tindakan mereka bukan untuk mendukung pertahanan Israel, melainkan demi melindungi wilayah mereka sendiri dari kemungkinan jatuhnya drone dan rudal Iran yang meleset sasaran,” terang Dov.”Menteri Luar Negeri (Yordania) Ayman al-Safadi menekankan hal ini sehari setelah serangan Iran (pada April 2024), di mana dia mengatakan kepada televisi lokal Yordania bahwa militer telah menilai ada bahaya bahwa drone atau rudal bisa gagal mencapai sasaran mereka di Israel dan justru jatuh di wilayah Yordania. Memang, sejumlah rudal Iran jatuh jauh dari target; misalnya, tangki bahan bakar dari rudal Emad yang membawa bom seberat 1.100 pon ditemukan mengapung di Laut Mati. Yordania jelas berada dalam risiko akibat serangan yang, menurut perkiraan terbaru, melibatkan sekitar 500 drone dan rudal.”Alasan kedua, sebut Dov, adalah munculnya gambar-gambar dramatis dari ledakan di atas Bukit Bait Suci/Haram al-Sharif di Yerusalem yang menunjukkan betapa rentannya situs-situs suci bagi umat Islam.”Raja Abdullah II dari Yordania tidak bisa menoleransi kerusakan apa pun terhadap situs-situs suci seperti Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa. Seperti ayahandanya, Raja Hussein — serta kakek dan buyutnya sebelum itu — Abdullah secara hukum adalah penjaga sah kompleks Al-Aqsa. Fakta bahwa serangan terhadap tempat suci dan masjid yang dibangun oleh penguasa Arab Sunni pada Abad ke-7 dilakukan oleh Iran yang beraliran syiah — negara yang telah lama berupaya menggoyahkan stabilitas kerajaan — hanya semakin memperkuat tekad Raja Abdullah II untuk melindungi situs-situs suci tersebut,” ujar Dov.”Sejumlah negara Arab, begitu pula banyak warga Palestina di Yordania, telah bergabung dengan Iran dalam mengecam Amman karena secara de facto membela Israel dari serangan Teheran. Namun, kritik semacam itu tampaknya tidak akan menggoyahkan sang raja. Ayahandanya menghadapi kritik yang bahkan lebih keras ketika, pada Maret 1997, Raja Hussein melakukan kunjungan belasungkawa (shiva) ke keluarga tujuh anak perempuan Israel yang dibunuh oleh seorang polisi Yordania di sebuah resor wisata Yordania-Israel yang dikelola Amman. Hussein, yang sampai bersimpuh memohon pengampunan atas pembunuhan itu, mengabaikan kritik yang datang, dan Abdullah kini melakukan hal yang sama. Bahkan, Yordania memanggil duta besar Iran untuk memprotes ‘disinformasi berbahaya’ dari Iran. Menteri Luar Negeri Safadi pun berjanji akan ‘melawan balik’ Iran jika Teheran terus menyebarkan kebohongan tentang negaranya.”Dov menambahkan, “Apa pun alasan di balik keterlibatan Yordania dalam pertahanan terhadap serangan Iran, keikutsertaannya telah membantu memperkuat upaya pertahanan gabungan Israel dan para sekutunya — yang pada akhirnya membuat 99 persen dari tembakan yang diarahkan ke Israel gagal mencapai sasaran. Atas hal itu, Israel berutang banyak kepada Yordania dan utang tersebut mungkin dapat dibalas dengan mendengarkan keprihatinan Amman agar Israel melakukan segala upaya untuk mendukung inisiatif internasional dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan yang lebih besar kepada warga sipil Gaza yang tengah menderita.”

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *