LABUAN BAJO, Seorang sopir travel yang mengantar wisatawan ke spot wisata Wae Rebo, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, dipalak warga setempat pada Jumat (16/5/2025).
Peristiwa ini terjadi di sebuah kali di Desa Borik, Kecamatan Satar Mese Barat.
Kejadian ini menjadi viral setelah diunggah di media sosial Facebook oleh akun Manggarai Berita Viral pada Minggu (18/5/2025).
Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan bahwa sopir travel yang mengantar tamu ke Wae Rebo terkena pungutan liar (pungli) di jalan Dintor.
“Masalah ini memang marak terjadi di tempat wisata dan akhirnya terjadi di Manggarai. Semoga dari pihak kepolisian bisa usut ini,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Ulah Anggota Ormas di Kebayoran Baru, Palak Warga Bertahun-tahun untuk Beli Narkoba
Menanggapi laporan tersebut, Polsek Satar Mese segera turun ke lokasi untuk menyelidiki kebenaran informasi yang beredar.
Kapolsek Satar Mese, Iptu Kiki Bachsoan, menjelaskan bahwa pihaknya menerima informasi mengenai praktik pemalakan tersebut dan langsung melakukan pengecekan pada Sabtu (17/5/2025).
“Kami menerima informasi dari media yang menyebutkan adanya praktik pemalakan sebesar Rp 200.000 terhadap pengendara di jalan menuju Wae Rebo.”
“Disebutkan bahwa sekelompok warga memanfaatkan kerusakan jembatan sebagai alasan untuk meminta uang dari pengguna jalan,” ungkap Kiki saat dikonfirmasi pada Senin (19/5/2025) pagi.
Kiki menambahkan bahwa setelah berkoordinasi dengan Kepala Desa Borik, ia mendapatkan penjelasan bahwa dua jembatan di Desa Borik, yaitu Jembatan Nangakalo dan Waebuang, dalam kondisi baik.
Baca juga: Ketum FBR Buka Suara Soal Anggotanya Palak Pedagang, Janji Bersihkan Internal
Sementara itu, Jembatan Waeberang, yang terletak di Desa Persiapan Pasir Putih, mengalami kerusakan setelah hujan deras pada malam 16 Mei, yang menyebabkan genangan air.
“Beberapa warga Kampung Ntene turun tangan membantu pengendara, termasuk rombongan motor besar Harley Davidson, untuk menyeberangi jembatan yang terendam air,” ujar Kiki.
Setelah melakukan pengecekan di lokasi, pihaknya hanya menemukan satu warga bernama Vincent Sandu.
“Ia mengonfirmasi bahwa sebelumnya ada belasan warga yang membantu pengendara melintas dan tidak ada penetapan tarif resmi. Semua berdasarkan keikhlasan,” ungkap Kiki.
Kapolsek juga berkoordinasi dengan ketua RW setempat, yang menjelaskan bahwa warga turun ke jembatan atas inisiatif sendiri untuk membantu pascabanjir.