HONG KONG, Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST) menawarkan penerimaan tanpa syarat bagi mahasiswa internasional Universitas Harvard.
Hal ini dilakukan setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mencabut izin kampus bergengsi tersebut untuk menerima mahasiswa asing.
Kebijakan ini diumumkan pada Jumat (23/5/2025), sebagai respons atas keputusan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang melarang pendaftaran mahasiswa asing di Harvard mulai 22 Mei 2025.
Baca juga: Mahasiswa China di Harvard Bingung Usai Larangan Pemerintah AS pada Penerimaan Mahasiswa Asing
HKUST menyatakan, tawaran ini berlaku bagi pelajar asing yang saat ini sedang menempuh studi maupun yang telah menerima tawaran dari Harvard.
“Penerimaan mereka mencerminkan komitmen kami untuk membangun lingkungan belajar yang beragam dan berkelas dunia,” demikian pernyataan resmi dari pihak universitas.
Langkah HKUST ini dipandang sebagai bagian dari strategi Hong Kong yang berstatus sebagai wilayah semi-otonom China untuk menarik talenta global di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah AS dan institusi pendidikan tinggi Amerika.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Hong Kong Christine Choi turut menyatakan dukungannya melalui unggahan di Facebook.
Ia menyebut, pemerintah setempat telah mendorong universitas-universitas di Hong Kong untuk mengambil langkah proaktif dalam menampung mahasiswa yang terdampak kebijakan AS tersebut.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, dalam pengumuman resminya menuduh Universitas Harvard mendorong kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis Tiongkok di kampusnya.
Tuduhan tersebut menjadi dasar pencabutan izin penerimaan mahasiswa internasional di kampus prestisius yang berbasis di Cambridge, Massachusetts itu.
Menanggapi keputusan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyampaikan penolakan terhadap politisasi kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara.
Baca juga: Pemerintahan Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing yang Tak Memenuhi Syarat
“Kerja sama pendidikan antara China dan Amerika Serikat seharusnya menguntungkan kedua belah pihak,” ujarnya seperti dikutip dari The Straits Times.
Ia menambahkan, Beijing akan secara tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah serta sesuai hukum dari mahasiswa dan cendekiawan China di luar negeri.