Washington, DC – Presiden Donald Trump pada Jumat (13/6/2025) mendesak Iran segera mencapai kesepakatan guna membatasi program nuklirnya usai gempuran besar-besaran Israel terhadap negara tersebut.Trump menggambarkan situasi yang memanas di Timur Tengah sebagai “kesempatan kedua” bagi para pemimpin Iran untuk menghindari kehancuran total. Dia memperingatkan agar mereka bertindak “sebelum tidak ada lagi yang tersisa dan untuk menyelamatkan apa yang dulu dikenal sebagai Kekaisaran Iran”.”Dua bulan lalu saya memberi Iran ultimatum 60 hari untuk membuat kesepakatan. Seharusnya mereka melakukannya! Hari ini adalah hari ke-61. Saya sudah beri tahu apa yang harus mereka lakukan, tapi mereka tidak bisa mencapainya. Sekarang, mungkin, mereka punya kesempatan kedua!” tulis Trump di platform media sosial Truth Social. Trump menyampaikan desakannya saat memimpin rapat darurat bersama tim keamanan nasional di Situation Room, Gedung Putih, membahas langkah-langkah krusial usai serangan dahsyat Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan serangan akan terus berlanjut “selama yang dibutuhkan” untuk menghancurkan program nuklir Iran.Gedung Putih mengklaim Amerika Serikat (AS) tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran. Namun, Trump menekankan bahwa Israel memanfaatkan persenjataan canggih buatan AS dalam gempuran itu, yang termasuk menyasar fasilitas pengayaan utama Iran di Natanz, program rudal balistik, pejabat tinggi militer, dan ilmuwan nuklir. Demikian seperti dilansir AP.Di Truth Social pula Trump mengatakan, “Saya sudah peringatkan pemimpin Iran: jika mereka terus menantang, akibatnya akan jauh lebih buruk dari yang mereka bayangkan. AS punya senjata paling mematikan di dunia — dan Israel memilikinya dalam jumlah besar, dengan lebih banyak lagi yang akan datang. Mereka tahu cara menggunakannya.” Beberapa jam sebelum Israel melancarkan serangan pada Jumat pagi, Trump dilaporkan masih menunjukkan harapan agar konflik bisa dihindari lewat diplomasi. Dan kini, dia pun diuji untuk membuktikan janji kampanyenya: menarik AS dari pusaran konflik luar negeri.Pasca serangan Israel, AS disebut mulai menggeser aset militernya di Timur Tengah, termasuk kapal perang, untuk menghadapi serangan balasan Iran. Dua pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kapal perusak USS Thomas Hudner diperintahkan berlayar ke Mediterania Timur dan kapal perusak kedua disiapkan untuk dikerahkan jika diperlukan.Iran sebelumnya sudah mengingatkan bahwa AS akan ikut bertanggung jawab jika Israel melancarkan serangan. Peringatan itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada saat yang sama dia tengah berdialog dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, dalam upaya mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran.Serangan Israel pada Jumat terjadi jelang lanjutan negosiasi pembicaraan AS dengan Iran di Oman, yakni pada Minggu (15/6).Menurut sumber pemerintah AS, Witkoff masih akan berangkat ke Oman, meski belum jelas apakah Iran tetap bersedia hadir dalam pertemuan tersebut.Trump sendiri melakukan sejumlah panggilan telepon ke jurnalis dan pembawa berita TV pada Jumat, untuk kembali menyerukan agar Iran bersedia membatasi program nuklirnya.Jurnalis CNN Dana Bash mengungkapkan, Trump mengatakan padanya bahwa Iran seharusnya sekarang datang ke meja perundingan dan segera menyegel kesepakatan. Kepada NBC News, Trump menyebut bahwa pejabat Iran meneleponnya, namun dia tidak memberi rincian lebih lanjut.Tanda-tanda Israel bersiap melancarkan serangan sebenarnya sudah terlihat. Pada Rabu (11/6), Kementerian Luar Negeri AS dan militer telah memerintahkan evakuasi sukarela bagi personel non-esensial dan keluarga dari sejumlah pos diplomatik di kawasan Timur Tengah.Pasca serangan Israel pada Jumat pagi, Iran telah dua kali melancarkan balasan, yang diawali dengan serangan 100 drone dan terbaru kurang dari 100 rudal.
Trump Pasca Serangan Israel: Iran Punya Kesempatan Kedua untuk Capai Kesepakatan Nuklir

Tag:Breaking News