Yogyakarta – Kesenian topeng monyet tidak sekadar pertunjukan hiburan jalanan, melainkan juga mengandung kritik sosial terhadap penjajah Belanda dan rezim Orde Baru. Seni tradisional ini menggambarkan relasi kuasa tidak setara, di mana rakyat diibaratkan sebagai monyet yang dipermainkan oleh penguasa.Mengutip dari berbagai sumber, topeng monyet merupakan kesenian tradisional yang berkembang di beberapa daerah di Indonesia, terutama Jawa. Pertunjukan ini melibatkan monyet yang dilatih untuk melakukan berbagai atraksi sambil mengenakan topeng dan pakaian manusia.Seni ini memiliki makna simbolis sebagai bentuk protes terhadap penindasan. Sejarah mencatat, topeng monyet muncul sebagai ekspresi perlawanan rakyat terhadap penjajah Belanda.Monyet dalam pertunjukan ini merepresentasikan rakyat kecil yang dieksploitasi. Sementara itu, sang pawang kerap diinterpretasikan sebagai simbol penjajah.Atraksi seperti monyet yang dipaksa menari atau mengemis dianggap sebagai metafora penderitaan rakyat di bawah sistem kolonial. Pada masa Orde Baru, kesenian ini kembali dimaknai sebagai bentuk satire terhadap pemerintah yang dianggap otoriter.Beberapa kalangan melihat pertunjukan topeng monyet sebagai kritik halus terhadap rezim yang memperlakukan rakyat secara tidak adil. Monyet yang terikat dengan tali dan harus menuruti perintah pawang dianggap mewakili kondisi masyarakat yang terkekang.Desa Kepel di Madiun, Jawa Timur, dikenal sebagai salah satu pusat kesenian topeng monyet. Daerah ini, seni pertunjukan tersebut telah menjadi tradisi turun-temurun. Pertunjukan topeng monyet memiliki struktur baku. Pawang akan memainkan musik sederhana sambil memerintahkan monyet untuk melakukan berbagai gerakan.Topeng yang dikenakan monyet biasanya menyerupai wajah manusia. Para peneliti budaya melihat topeng monyet sebagai contoh folklor urban yang mampu bertahan dalam berbagai zaman.Nilai-nilai kritik sosial dalam kesenian ini dianggap tetap relevan meski bentuk penindasannya telah berubah. Beberapa daerah, topeng monyet telah mengalami transformasi menjadi pertunjukan teater rakyat.Versi modern ini tetap mempertahankan unsur kritik sosial tetapi dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Beberapa kelompok kesenian menggunakan boneka atau aktor berpakaian monyet sebagai pengganti hewan. Penulis: Ade Yofi Faidzun
Topeng Monyet, Kesenian Satire yang Jadi Simbol Perlawanan terhadap Penjajah

Tag:Breaking News