Waktu bukan hanya sekadar angka di jam tangan—ia juga memengaruhi kondisi fisik kita. Pernahkah kamu merasa lesu saat bangun atau merasa lamban di malam hari? Hal ini tak lepas dari pengaruh irama sirkadian, jam biologis tubuh yang mengatur berbagai fungsi penting, termasuk kesehatan otot. Kini, para ilmuwan menemukan bahwa tidur yang tidak teratur bisa mempercepat penuaan otot.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Jeffrey Kelu dari King’s College London menemukan bahwa otot kita memiliki jam internalnya sendiri, yang bekerja layaknya penunjuk waktu biologis. Selama ini kita tahu bahwa otak, sistem pencernaan, dan hormon diatur oleh irama sirkadian. Ternyata, otot pun demikian.
Jika jam internal ini terganggu, tubuh berisiko mengalami sarkopenia—yaitu penurunan massa dan fungsi otot secara bertahap. “Jam otot” ini bekerja dalam siklus yang mengatur pembersihan protein rusak dan perbaikan jaringan otot setiap malam.
Baca juga: Tambahan Tidur 15 Menit Bisa Tingkatkan Fungsi Otak Remaja
Untuk menguji hipotesis ini, tim Dr. Kelu menggunakan ikan zebra (zebrafish)—spesies kecil yang sering dipakai dalam studi biomedis karena genetikanya mirip dengan manusia. Ikan ini juga tembus pandang pada tahap awal hidupnya, memungkinkan ilmuwan melihat perubahan otot secara langsung.
Selama dua tahun, tim membandingkan ikan yang memiliki jam otot berfungsi normal dengan ikan yang jam ototnya rusak. “Kami tidak melihat perbedaan signifikan pada usia muda. Tapi seiring waktu, ikan tanpa jam otot yang baik menunjukkan tanda-tanda penuaan lebih cepat,” jelas Dr. Kelu.
Baca juga: Kurang Tidur Terkait dengan Risiko Tekanan Darah Tinggi pada Remaja
Dampak gangguan irama sirkadian bukan hanya terjadi pada ikan. Di dunia nyata, jutaan pekerja shift menghadapi risiko serupa.
“Studi kami memperkuat bukti bahwa gangguan jam biologis pada pekerja shift memengaruhi banyak aspek kesehatan,” kata Dr. Kelu. Tidur tidak teratur selama bertahun-tahun—entah karena kerja malam, jet lag, atau pola begadang—dapat mempercepat penurunan otot seperti yang dialami lansia.
Baca juga: Peneliti Ungkap Rutinitas Sederhana untuk Dapatkan Tidur yang Lebih Baik
Tidak hanya pekerja malam yang harus waspada. Mereka yang sering begadang, suka menunda tidur, atau sering bepergian lintas zona waktu juga berisiko mengalami disrupsi irama sirkadian. Efeknya mungkin tidak terasa langsung, tetapi akumulasi dari kebiasaan ini bisa merusak sistem pemulihan otot secara perlahan.
Karenanya menjaga pola tidur yang konsisten dan memberikan tubuh waktu istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan otot jangka panjang.
Baca juga: Konsumsi Banyak Buah dan Sayur Tingkatkan Durasi Tidur
Walau studi ini dilakukan pada ikan zebra, data populasi manusia menunjukkan kecenderungan serupa: pria cenderung mengalami penurunan kekuatan otot lebih cepat dibanding wanita.
Hal ini diduga berkaitan dengan interaksi antara irama sirkadian, hormon, dan perubahan metabolisme sepanjang hidup. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui apakah strategi perlindungan otot perlu dibedakan antara pria dan wanita.
Para ilmuwan kini tengah mengembangkan terapi baru yang menargetkan protein pengatur jam biologis seperti Rev-erb dan Ror. Jika berhasil, obat ini bisa menjadi cara mencegah sarkopenia, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti pekerja shift.
Selain itu, pendekatan baru bernama “chronomedicine”—pengobatan berbasis waktu biologis—juga menjanjikan. Misalnya, menjadwalkan terapi fisik atau minum obat di waktu tertentu agar hasilnya lebih maksimal.
Profesor Simon Hughes dari King’s College London menyatakan, “Studi ini menunjukkan bahwa mempelajari sistem yang rumit seperti pertumbuhan otot melalui organisme sederhana seperti ikan zebra bisa memberikan pemahaman besar.”
Temuan ini mempertegas bahwa tidur bukan sekadar waktu istirahat, tetapi juga momen vital untuk menjaga keseimbangan dan perbaikan tubuh. Menghargai irama alami tubuh kita—dengan tidur yang cukup dan teratur—bisa menjadi langkah sederhana namun penting dalam menjaga otot tetap sehat, kuat, dan muda lebih lama.
Baca juga: Kenapa Kurang Tidur Bikin Badan Pegal-pegal?