Jakarta Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan bahwa proses pendistribusian kartu nusuk kepada jemaah haji Indonesia semakin cepat dari waktu ke waktu.Hingga Sabtu malam, 24 Mei 2025, sudah 97 persen jemaah yang tiba di Arab Saudi yang menerima dokumen utama agar bisa berhaji itu.”Ada jemaah baru lagi, jemaah baru lagi, tapi selalu dijaga di bawah lima persen (gap jemaah yang belum menerima kartu), sehingga jelang puncak haji sudah tinggal sedikit, terutama yang baru datang,” kata Hilman kepada Media Center Haji 2025 di Makkah.Sementara untuk jemaah yang sudah lama tiba di Arab Saudi tapi belum menerima kartu nusuk, ia meminta mereka segera melapor kepada kepala sektornya, kantor daker Makkah, atau call center. Informasi tersebut penting agar pihaknya bisa segera menindaklanjutinya ke syarikah terkait.”Kita ada transaksi. Ini bukti penerimaan (kartu nusuk). Biar kami menyerahkannya ke jemaah secara langsung,” ujar Hilman merujuk pada proses pendistribusian kartu nusuk kepada jemaah yang sedang berlangsung saat itu.Hilman juga mengungkapkan alasan sebagian kartu nusuk belum diterima oleh jemaah atau jemaah lama menerima ‘paspor haji’-nya. Salah satunya karena paspor jemaah dipegang oleh syarikah yang berbeda.”Kita telusuri betul, ternyata syarikah yang harusnya berikan nusuk, paspornya dipegang oleh maktab yang lain. Sudah dikomunikasikan,” kata Hilman.Ia berharap dengan terbukanya masalah sekaligus jalan keluarnya, jemaah bisa semakin tenang untuk beribadah haji, termasuk memasuki kawasan Masjidil Haram dan Arafah di saat puncak haji nanti.”Mohon doanya, sebagian di Makkah belum pegang nusuk karena fisiknya di Madinah. Dibawa ke sana enggak ketemu karena tempat tinggalnya mungkin di tempat berbeda. Insya Allah yang datang dari Jeddah ke Makkah, bisa lebih lancar lagi karena sudah tidak terjadi banyak percampuran lagi,” ia menerangkan.Hilman juga menyatakan bahwa jemaah haji yang sudah terbiasa dengan digitalisasi, bisa mengunduh kartu nusuk digital via aplikasi Tawakkalna. Meski begitu, ia menyatakan bahwa membawa kartu fisik adalah keharusan karena itu yang akan diperiksa oleh petugas Arab Saudi.”Jadi, hati-hati. Ini harus dipegang,” kata Hilman.Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama mengumumkan bahwa ‘paspor haji’ itu kini sudah bisa diunduh jemaah haji secara mandiri via aplikasi Tawakkalna. Dokumen tersebut hanya bisa diakses bila jemaah sudah tiba di Arab Saudi.”Sebagian jemaah sudah mencoba itu dan mereka sedang menyampaikan kepada kawan-kawannya, sehingga orang yang memegang kartu nusuk pun boleh men-download itu di handphonenya, sehingga setiap saat bisa dilihat,” kata Hilman, beberapa waktu lalu. mencoba menggunakan aplikasi tersebut. Langkah pertama adalah meng-install aplikasi itu via Playstore. Selanjutnya, pengguna diminta untuk mendaftar dengan memasukkan nomor paspor, nomor ponsel, dan kewarganegaraannya. Pengguna juga diminta membuat kata kunci unik sebelum bisa mengakses fitur di aplikasi tersebut.Jika data sudah lengkap, kartu nusuk digital bisa diakses di page personal. Bedanya dengan kartu nusuk fisik yang saya terima sebelumnya, foto pribadi diburamkan. Ada catatan pula bahwa tidak semua pengguna bisa otomatis mengakses dokumen nusuk. Sebagian ada yang langsung terpampang begitu aplikasi dibuka, tapi saya memerlukan waktu sekitar sejam setelah memasukkan data pribadi sebelum dokumen itu bisa diakses.Kartu nusuk sangat penting bagi jemaah haji dari seluruh dunia. Fungsinya tak ubahnya seperti paspor haji, menurut Ketua PPIH Muchlis M. Hanafi. “Pergerakan dalam perhajian itu berbasis kartu nusuk ini,” katanya.Selain ke Masjidil Haram, nusuk juga wajib ditunjukkan selama pergerakan jemaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ia menyebut nusuk sebagai bagian dari transformasi perhajian yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.”Semua, sekarang, proses itu melalui e-Haj. Semua kontrak kita, proses pemvisaan itu melalui e-haj. Nanti dari e-haj itu terbit kartu nusuk ini,” ia menerangkan, dalam kesempatan berbeda. Sebelumnya beredar sebuah imbauan di media sosial resmi Kementerian Agama. Disebutkan bahwa kartu nusuk kini menjadi target penjambretan dan pencurian. Maka itu, jemaah haji diminta tak mengalungkannya di leher.Informasi tentang kerawanan itu juga tersebar di grup aplikasi perpesanan Whatsapp. Pengirim pesan menyebut pencuri atau penjambret kartu nusuk kerap langsung kabur dan masuk ke kerumunan sehingga sukar dilacak.Terkait hal itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau agar kartu nusuk sebaiknya dimasukkan ke dalam tas paspor saja. Letakkan di kantung depan yang transparan agar memudahkan petugas yang memeriksa jemaah saat akan masuk ke area Masjidil Haram.Di sisi lain, Kepala Bidang Pelindungan Jamaah (Kabid Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Alrasyid mengaku belum menerima informasi tentang kerawanan penjambretan kartu nusuk secara detail. Pihaknya lebih sering menerima laporan kehilangan kartu nusuk atau tertinggal oleh jemaah.”Kalau kartu nusuk digunakan untuk kejahatan ini masih didalami. Andaikata nanti berita itu berkembang, akan kami dalami lebih lanjut,” sahutnya.
Terungkap Alasan Sebagian Jemaah Haji Terlambat Dapatkan Kartu Nusuk

Tag:Breaking News