Teheran – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada hari Senin (16/6) bahwa Amerika Serikat (AS) dapat menghentikan serangan Israel terhadap Republik Islam tersebut dengan “satu panggilan telepon.””Jika Presiden AS (Donald) Trump sungguh-sungguh tentang diplomasi dan tertarik untuk menghentikan perang ini, langkah selanjutnya akan menjadi konsekuensinya. Israel harus menghentikan agresinya, dan jika tidak ada penghentian total agresi militer terhadap kami, tanggapan kami akan terus berlanjut,” kata Araghchi dalam sebuah posting di X seperti dikutip dari AFP, Selasa (17/6/2025). “Hanya perlu satu panggilan telepon dari Washington untuk membungkam seseorang seperti (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu. Itu dapat membuka jalan bagi kembalinya diplomasi,” tambahnya.Araghchi mengatakan bahwa pasukan Iran akan “menggempur” Israel sampai serangan terhadap Iran berhenti.”Angkatan Bersenjata kami yang kuat menjelaskan kepada dunia bahwa para penjahat perang yang bersembunyi di tempat perlindungan di Tel Aviv tidak akan luput dari hukuman atas kejahatan mereka,” katanya.”Kami akan terus memukuli para pengecut selama diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi menembaki rakyat kami,” imbuh Araghchi. Sementara itu, Presiden Donald Trump pada Senin (16/6/2025) malam menyerukan kepada warga sipil Iran untuk segera mengungsi dari Teheran. Tidak lama setelah itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump akan meninggalkan KTT G7, yang berlangsung di Alberta, Kanada, lebih awal untuk menangani banyak hal penting.Belum jelas apa yang memicu unggahan Trump di Truth Social maupun keputusannya kembali lebih awal dari Kanada.Teheran merupakan kota yang dihuni sekitar 10 juta orang dan sekitar 17 juta jika termasuk kawasan metropolitan. Peringatan evakuasi dari Trump disampaikan sekitar pukul 02.00 waktu setempat.”Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya perintahkan untuk mereka tandatangani. Sungguh memalukan dan sia-sia nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulis Trump.Militer Israel sendiri mengklaim bahwa mereka telah memiliki kendali penuh atas wilayah udara Teheran. Pada Senin, mereka memberi isyarat bahwa mereka memperluas target serangan, tidak lagi terbatas hanya pada situs militer atau nuklir, melainkan juga menyerang stasiun televisi milik negara Iran.Israel juga mengeluarkan beberapa perintah evakuasi untuk warga sipil di Teheran, termasuk di wilayah padat penduduk yang dihuni ratusan ribu orang. Salah satu perintah evakuasi tersebut ditujukan ke kawasan tempat kantor TV negara Iran berada.Belum jelas berapa banyak warga sipil yang telah mengungsi atau apakah eksodus dalam skala besar bisa dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Kurang dari dua jam sebelum unggahannya di Truth Social, Trump menyampaikan di KTT G7 di Kanada bahwa Amerika Serikat (AS) sedang berbicara dengan pihak Iran melalui sambungan telepon. Dia bahkan menyatakan akan lebih baik berbicara secara langsung.”Saya pikir kesepakatan akan ditandatangani. Saya pikir Iran bodoh kalau tidak menandatanganinya,” ujar Trump seperti dilansir Axios.Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pada Senin malam bahwa Trump mengatakan kepada para pemimpin G7 bahwa AS terlibat dalam diskusi untuk mendorong gencatan senjata antara Israel dan Iran, serta telah menawarkan untuk bertemu langsung dengan pihak Iran.Dengan melewatkan hari kedua KTT G7, Trump membatalkan sejumlah pertemuan, termasuk dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.”Sudah banyak yang dicapai, tetapi karena situasi yang terjadi di Timur Tengah, Presiden Trump akan berangkat malam ini setelah makan malam dengan para kepala negara,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memperbarui informasi mengenai kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di tengah perang Israel-Iran.”Kemlu RI, KBRI Teheran, KBRI Amman, dan Perwakilan RI di Timur Tengah terus memonitor situasi di Iran dan Israel,” ungkap Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya kepada awak media, Senin (16/6/2025).”Komunikasi dengan para WNI terus dilakukan. Sebanyak 386 WNI berada di Iran dan 194 WNI berada di Israel. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban.”Lebih lanjut, Judha mencatat bahwa sejumlah WNI yang melakukan perjalanan singkat terjebak menyusul tutupnya wilayah udara dan berhentinya penerbangan. Para WNI yang dimaksud antara lain 42 peziarah di Israel, delapan jamaah haji di Yordania dan dua WNI peziarah di Teheran.”Mereka telah mendapat bantuan dari KBRI Amman dan KBRI Teheran,” imbuhnya.
Teheran Klaim AS Bisa Hentikan Serangan Israel ke Iran Hanya dengan Satu Panggilan Telepon

Tag:Breaking News