Home / FOOD / Susu Hewani dan Nabati, Mana Paling Baik untuk Campuran Kopi?

Susu Hewani dan Nabati, Mana Paling Baik untuk Campuran Kopi?

KOMPAS.com – Tren kopi susu kian meningkat di Indonesia. Campuran kopi tidak terbatas pada susu hewani atau susu sapi segar.

Kini, kopi pekat (espreso) juga makin sering dipadukan dengan kopi nabati (plant-based milk) yang dibuat dari kacang-kacangan, seperti almond, mete, maupun kedelai.

Dari segi harga jual di pasaran, susu nabati cenderung lebih mahal daripada susu hewani. Selain itu, kedua susu ini juga memiliki karateristik berbeda. 

Menurut barista Pipiltin Cocoa, Sakti Ge, tidak ada kewajiban menggunakan salah satu jenis susu untuk campuran kopi.

Baca juga: Cara Ketahui Anak Intoleransi Laktosa, Cek Sebelum Diberi Susu

Penikmat kopi boleh saja mengganti susu hewani dengan susu nabati, apalagi bila didasarkan dengan alasan kesehatan.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Sebab, susu hewani atau susu sapi tidak cocok untuk orang yang intoleran terhadap laktosa alis tidak dapat mencerna laktosa, gula alami dalam susu dan produk turunannya.

Susu nabati bisa menjadi alternatif tepat dalam kasus ini. Tanpa mengorbankan kesehatan, pengidap intoleransi laktosa tetap bisa menikmati kopi susu.

Sakti menuturkan, susu nabati memiliki aroma dan cita rasa yang kuat dari bahan utama cairan tersebut, yakni kacang-kacangan.

“Misalnya, almond, hazelnut, itu nanti (susu nabati-nya) bakal lebih dominan rasa-rasa kacang gitu dari bahan susunya sendiri,” jelas Sakti saat ditemui Kompas.com di booth Pipiltin Cocoa di World of Coffee Jakarta 2025, Kamis (15/5/2025)

Karakter susu nabati ini tetap akan tercium dan terasa saat dicampur dengan kopi maupun cokelat.

Baca juga: 6 Jenis Lemak untuk Membuat Kue, dari Hewani atau Nabati

Selain itu, tekstur susu nabati lebih halus dibandingkan dengan susu hewani yang teksturnya lebih padat saat dipanaskan menjadi busa (foam).

“Foam susu nabati untuk membuat latte, biasanya lebih halus dan sedikit,” kata Sakti.

Dikutip dari Kompas.com, kadar lemak pada susu hewani cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemak pada susu nabati. Kadar lemak ini akan berpengaruh terhadap bentuk busa yang dihasilkan usai susu diuapkan.

“Biasanya, kalau menggunakan lemak nabati, agak tricky, busanya tidak sebagus kalau kita menggunakan lemak hewani,” Coffee Specialist sekaligus Active Member of Official Barista Indonesia, Ramadhany Syahfitrah.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Latte Art?

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *