GORONTALO, Kasus suspek campak di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menunjukkan tren peningkatan. Lonjakan ini terpantau melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) milik Dinas Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyebut beberapa wilayah di Pohuwato berpotensi masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Dua kecamatan yang menjadi sorotan adalah Duhiadaa dan Buntulia dengan masing-masing mencatat 13 dan 7 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Jeane Istanti Dalie, menjelaskan sebagian besar kasus dilaporkan dari rumah sakit dengan gejala klinis.
Data minggu ke-20 tahun ini menunjukkan 43 kasus suspek campak. Dari jumlah tersebut, 42 persen penderitanya tidak diimunisasi sama sekali, sedangkan 47 persen lainnya status imunisasinya tidak diketahui.
Baca juga: Waspada Wabah Campak, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya Berikut Ini
“Setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi, untuk kasus suspek campak yang berjumlah 43 kasus tersebut, setelah dilihat status riwayat imunisasinya banyak yang tidak mendapatkan imunisasi campak rubella dan hal inilah yang bisa menyebabkan adanya kasus atau peningkatan kasus suspek campak di daerah Kabupaten Pohuwato,” kata Jeane, Minggu (25/5/2025).
Jeane menambahkan, untuk memastikan apakah kasus ini benar-benar campak atau morbili, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium sebagai penegakan diagnosis.
“Itu merupakan kasus suspek karena kami melihat berdasarkan kantong-kantong imunisasi yang banyak tidak terlayani, khususnya kasus vaksinasi campak dan rubella,” ujar Jeane.
Menanggapi kondisi ini, Dinas Kesehatan menekankan pentingnya imunisasi sebagai pencegahan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
“Kami tegaskan pentingnya imunisasi sebagai langkah krusial untuk mencegah penyebaran campak maupun penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi, khususnya pada anak-anak,” ucap Jeane.
Baca juga: Kurang Gizi pada Anak Memicu Wabah Campak Global
Langkah penanggulangan yang segera dilakukan antara lain membentuk tim penyelidikan epidemiologi, mengidentifikasi sumber dan faktor risiko, serta memberikan pengobatan simptomatik, vitamin A dosis tinggi, dan merujuk kasus berat ke rumah sakit.
Dinas Kesehatan juga mendorong pelaksanaan Imunisasi Respon Wabah (Outbreak Response Immunization/ORI), tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dengan target cakupan minimal 95 persen.
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya campak, pentingnya imunisasi, dan gizi seimbang juga akan diperkuat.
Jeane mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik.
“Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten, puskesmas, rumah sakit dan tokoh masyarakat untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat,” ujarnya.
Surveilans ketat akan terus dilakukan untuk mendeteksi kasus baru. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo juga mendesak seluruh pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato, untuk segera menjalankan rekomendasi yang telah disampaikan. Laporan perkembangan kasus akan terus dipantau dan dianalisis sebagai dasar langkah lanjutan.
Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan peningkatan kasus suspek campak di Pohuwato dapat segera terkendali.