JAKARTA, Tidak hanya motor dan mobil, ekosistem truk dan bus listrik kini juga tengah didorong oleh berbagai pihak di Indonesia.
Hal itu sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 yang tengah digaungkan oleh pemerintah.
Managing Director WRI Indonesia, Arief Wijaya, mengatakan bahwa WRI Indonesia selama satu tahun terakhir aktif melakukan riset terkait kendaraan berat rendah emisi.
Baca juga: Kebijakan Asuransi TPL: Kapan Diberlakukan di Indonesia?
Baca juga: [POPULER OTOMOTIF] Varian Suzuki Fronx dan Martin Tinggalkan Aprilia
Hasilnya, kendaraan besar seperti truk dan bus menyumbang emisi yang tinggi meskipun secara populasi tidak sebanyak motor atau mobil.
“Studi yang dilakukan WRI Indonesia dan LAPI ITB menunjukkan bahwa, walaupun jumlah kendaraan berat hanya sekitar 3,9 persen dari total populasi kendaraan di Indonesia, sektor ini menghasilkan sekitar 35,6 persen dari total emisi karbon sektor transportasi darat,” kata Arief pada acara Indonesia Zero Emission Heavy-Duty Vehicle Summit 2025, Selasa (27/5/2025).
Arief juga mengatakan bahwa studi tersebut menunjukkan bahwa kendaraan diesel tidak hanya berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, tetapi juga menghasilkan polusi udara yang berdampak pada peningkatan risiko penyakit pernapasan dan beban kesehatan masyarakat.
WRI Indonesia meluncurkan hasil studi terkait permasalahan ini.
Pertama, kesiapan infrastruktur dan keuangan untuk adopsi truk listrik di Indonesia.
Kedua, pembangunan kerangka kolaborasi nasional dan daerah untuk percepatan adopsi bus nol emisi melalui metode agregasi permintaan.
“Kedua studi ini menyoroti temuan penting mengenai pengadaan massal bus listrik dan elektrifikasi truk logistik. Tanpa elektrifikasi truk, target pengurangan emisi sektor transportasi hanya mencapai 71,05 persen dari yang direncanakan pada jangka panjang,” kata Arief.