Home / REGIONAL / Soal Stairlift Borobudur, Apa Kata Arkeolog?

Soal Stairlift Borobudur, Apa Kata Arkeolog?

MAGELANG, Setiap pemasangan alat atau modifikasi di Candi Borobudur harus melalui kajian mendalam, sesuai dengan ketentuan UNESCO sebagai lembaga yang menetapkan Borobudur sebagai Warisan Dunia (World Heritage).

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Marsis Sutopo.

“Pemasangan alat semacam itu dapat menimbulkan kerusakan atau perlu kajian. Oleh karena Candi Borobudur sebagai world heritage, perlu kajian dampak (heritage impact assessment) sesuai ketentuan yang disyaratkan oleh UNESCO,” ujar Marsis seperti dikutip dari Kompas.id, Selasa (27/5/2025). 

Baca juga: Polemik Ijazah Jokowi, Analis Komunikasi: Menurut Saya Sih, Sebaiknya Disudahi Saja

Marsis menegaskan bahwa kajian tersebut — dikenal sebagai Heritage Impact Assessment (HIA) — berfungsi sebagai acuan apakah suatu alat atau intervensi arsitektural bisa diterapkan di cagar budaya kelas dunia.

“Kalau memiliki dampak negatif (kerusakan), tentunya tidak diperbolehkan,” ujar Marsis.

“Heritage impact assessment inilah yang dapat dipakai sebagai (acuan) boleh tidak suatu alat itu dipasang pada obyek yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia,” lanjutnya.

Marsis juga menolak berspekulasi tentang potensi kerusakan dari alat tersebut karena belum melihat langsung spesifikasinya.

“Kalau potensi kerusakannya saya tidak bisa menjelaskan karena saya tidak tahu atau tidak melihat konstruksi alatnya sehingga tidak bisa mengira-ngira,” katanya.

Dia menambahkan, Candi Borobudur juga telah ditetapkan menjadi cagar budaya peringkat nasional. Oleh karena itu, pengelolaan dan pelestariannya juga harus mematuhi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

“Tentunya ketentuan-ketentuan tersebut harus ditaati karena sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab kita melestarikan Warisan Dunia,” tegasnya.

Sebagai informasi, akses wisatawan ke pelataran Candi Borobudur dibatasi sementara waktu menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 28–29 Mei 2025.

Wisatawan asing saat ini hanya diperbolehkan berada di kawasan taman candi, seperti terlihat pada Senin (26/5/2025).

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa rencana penggunaan stairlift di Candi Borobudur dilakukan untuk menyambut kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Hasan menyebutkan bahwa keterbatasan waktu dalam agenda kunjungan menjadi alasan utama disiapkannya fasilitas untuk memudahkan akses menuju puncak Candi Borobudur.

“Jadi Presiden Perancis tentu dalam kunjungan kenegaraan waktunya terbatas. Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ. Waktunya ketat, waktunya terbatas, sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur,” ujar Hasan di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *