Home / GLOBAL / Soal Isu Keretakan dengan Trump, Ini Respons Netanyahu

Soal Isu Keretakan dengan Trump, Ini Respons Netanyahu

YERUSALEM, KOMPAS.com — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu angkat bicara menanggapi spekulasi adanya ketegangan antara dirinya dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyusul kunjungan Trump ke negara-negara Teluk tanpa menyertakan Israel dalam agenda.

Diketahui, Trump baru saja menyelesaikan lawatan penting ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA), di mana ia menandatangani sejumlah kesepakatan bisnis bernilai besar.

Namun, absennya Israel dari kunjungan tersebut memicu spekulasi di media bahwa hubungan dekat antara AS dan Israel tengah mengalami keretakan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Kecam Upaya Trump Buat Negara Teluk Bergantung pada AS

Spekulasi makin kuat karena Trump sebelumnya memutuskan untuk menghentikan pengeboman terhadap kelompok Houthi di Yaman, padahal kelompok itu terus menembakkan rudal ke wilayah Israel.

Trump juga sedang menjajaki pembicaraan nuklir baru dengan Iran, musuh utama Israel di kawasan.

Dalam konferensi pers pada Rabu (21/5/2025), Netanyahu menepis semua dugaan tersebut.

Pria berusia 75 tahun itu mengatakan bahwa sekitar sepuluh hari lalu, ia telah berbicara langsung dengan Trump.

“Trump berkata kepada saya, ‘Bibi, saya ingin kau tahu, saya punya komitmen penuh padamu dan kepada negara Israel,’” ujar Netanyahu menirukan ucapan Trump.

Netanyahu, yang sebelumnya tidak mengeluarkan pernyataan apa pun tentang lawatan Trump ke Teluk, kini ingin memastikan publik bahwa hubungan AS-Israel tetap erat.

Selain itu, Netanyahu juga mengungkapkan bahwa Wakil Presiden AS JD Vance telah menghubunginya secara terpisah beberapa hari lalu.

“Dia bilang kepada saya, ‘Jangan percaya berita-berita palsu soal hubungan kita yang memburuk,’” kata Netanyahu.

Di tengah konflik yang masih berlangsung di Gaza, pemerintahan Trump diketahui mendesak Israel agar segera mengakhiri perang dan memperhatikan nasib warga sipil di Jalur Gaza.

Baca juga: Trump Ingin Rebut Gaza dan Jadikan Zona Kebebasan

Blokade bantuan selama 11 minggu oleh Israel telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah di wilayah tersebut.

Trump sendiri, dalam berbagai pernyataan, menyoroti penderitaan warga sipil Gaza dan menyampaikan keprihatinan terhadap dampak blokade Israel.

Hal ini juga dianggap sebagian pihak sebagai sinyal bahwa Washington mulai mengambil posisi lebih seimbang dalam konflik Israel-Palestina.

Meski ada sejumlah kebijakan Trump yang tidak sepenuhnya sejalan dengan keinginan Israel, Netanyahu berusaha menekankan bahwa hubungan strategis kedua negara tetap kokoh.

Ia juga menyebut bahwa Trump tetap menjadi sekutu penting dan terus berkomitmen pada keamanan Israel.

Kunjungan Trump ke negara-negara Teluk dinilai lebih berfokus pada urusan bisnis dan diplomasi regional, terutama menyangkut kesepakatan senjata, investasi AI, serta potensi normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel di masa depan.

Baca juga: Trump Akhiri Tur Teluk di UEA dengan Janji Investasi Rp 23.000 Triliun

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *