BANJARMASIN, KOMPAS.com – Acara perpisahan siswa SMAN 1 Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang digelar di Tempat Hiburan Malam (THM) menuai kritik publik dan kini berbuntut pemanggilan kepala sekolah oleh DPRD setempat.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina, dipanggil oleh Komisi IV DPRD Kalsel untuk memberikan klarifikasi, Senin (19/5/2025).
Pemanggilan ini menyusul viralnya video perpisahan siswa di sebuah THM yang memicu kontroversi di media sosial.
Usai menjalani pemanggilan, Elly menyatakan kesiapannya untuk menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.
“Sebagai kepala sekolah saya siap bertanggung jawab dan siap menerima konsekuensi, termasuk jika harus dipindahkan dari sekolah ini,” ujar Elly kepada wartawan, Selasa (20/5/2025).
Baca juga: Wali Kota Pontianak Larang Perpisahan Sekolah Berbiaya Tinggi, Akan Ada Sanksi
Elly menjelaskan bahwa pihak sekolah sebenarnya telah membentuk panitia internal guru yang memutuskan agar acara perpisahan digelar di lingkungan sekolah.
Namun, tanpa sepengetahuan pihak sekolah, para siswa yang akan lulus ternyata membentuk panitia sendiri dan memilih menggelar acara secara mandiri di luar.
“Saya kiranya hanya kafe dan restoran,” kata Elly saat ditanya soal tempat acara yang ternyata merupakan THM.
Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Jihan Hanifa, menyayangkan insiden ini dan menyebut perpisahan di THM telah mencederai nilai-nilai dunia pendidikan.
“Dunia pendidikan dihina dengan keputusan seperti ini,” tegas Jihan.
Baca juga: Sindir Acara Perpisahan Sekolah Pakai Seragam Mewah, Kepala Dispendik Surabaya: Kan Bisa Hemat tapi Kreatif
Meski menyerahkan sepenuhnya keputusan soal sanksi kepada Dinas Pendidikan Kalsel, Jihan menegaskan pentingnya ketegasan dalam menanggapi insiden semacam ini.
“Kami menunggu kebijakan tegas. Ini bukan soal satu sekolah, tapi soal wibawa pendidikan kita. Dinas sudah menyurati mereka dan akan segera menindaklanjuti,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, acara perpisahan SMAN 1 Sungai Tabuk digelar di sebuah Tempat Hiburan Malam dan videonya beredar luas di media sosial. Banyak warganet mengkritik pilihan lokasi tersebut karena dinilai tidak mencerminkan nilai pendidikan.
Elly menyebut bahwa acara digelar pada siang hari, bukan malam hari sebagaimana yang beredar dalam narasi warganet.