Jakarta Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha yang identik dengan penyembelihan hewan kurban. Namun sebelum melaksanakan ibadah kurban, ada ritual penting yang dianjurkan untuk dilakukan terlebih dahulu, yaitu shalat Idul Adha. Pertanyaan yang sering muncul di kalangan umat Muslim adalah shalat idul adha hukumnya seperti apa dalam Islam?Memahami shalat idul adha hukumnya sangat penting agar umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Shalat yang dilaksanakan pada pagi hari raya ini memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan shalat-shalat lainnya, baik dari segi waktu pelaksanaan maupun tata caranya. Dengan mengetahui shalat idul adha hukumnya, umat Muslim dapat mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyambut momen sakral ini.Pemahaman yang komprehensif tentang hukum shalat Idul Adha akan membantu umat Islam dalam menjalankan syiar agama dengan lebih baik dan benar. Berikut ini, telah rangkum secara lengkap mengenai shalat idul adha hukumnya beserta dalil-dalil yang mendasarinya, tata cara pelaksanaan, dan hal-hal penting lainnya yang perlu diketahui. Berdasarkan pandangan mayoritas ulama, khususnya mazhab Syafi’i, shalat Idul Adha memiliki hukum sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan. Ini berarti shalat Idul Adha bukanlah kewajiban yang harus dilaksanakan, namun sangat dianjurkan bagi setiap Muslim yang telah baligh dan berakal sehat untuk melaksanakannya.Shalat sunnah muakkadah merupakan kategori ibadah yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Meskipun tidak bersifat wajib, umat Muslim yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Sebaliknya, meninggalkan shalat sunnah muakkadah tidak akan mendatangkan dosa, namun akan kehilangan kesempatan meraih pahala yang berlimpah.Landasan hukum shalat Idul Adha terdapat dalam Al-Quran surat Al-Kautsar ayat 2, dimana Allah SWT berfirman:فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ”Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS Al-Kautsar [108]: 2)Ayat ini secara jelas menunjukkan perintah untuk melaksanakan shalat yang dikaitkan dengan berkurban. Para ulama menafsirkan shalat yang dimaksud dalam ayat ini adalah shalat sunnah Idul Adha. Ayat ini juga menggambarkan pentingnya melaksanakan shalat Idul Adha dan berkurban sebagai bentuk pengabdian dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.Selain dalil dari Al-Quran, hukum shalat Idul Adha juga diperkuat dengan hadits Rasulullah SAW. Salah satu hadits yang menjadi landasan adalah hadits dari Ummu ‘Athiyyah yang diriwayatkan oleh Muslim:”Nabi SAW memerintahkan kepada kami pada saat sholat ‘id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat sholat.” (HR. Muslim)Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya shalat Idul Adha dalam pandangan Rasulullah SAW. Beliau bahkan memerintahkan agar semua kalangan, termasuk wanita yang biasanya tidak keluar rumah, untuk hadir dalam pelaksanaan shalat Id. Hal ini menunjukkan bahwa shalat Idul Adha merupakan syiar Islam yang sangat dianjurkan untuk diikuti oleh seluruh umat Muslim. Menurut Syekh Dr. Musthafa al-Bugha dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhabil Imam asy-Syafi’i, syariat shalat Idul Adha dimulai sejak tahun kedua setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Sejak saat itu, Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat Idul Adha hingga akhir hayatnya.Konsistensi Rasulullah SAW dalam melaksanakan shalat Idul Adha kemudian diikuti oleh para sahabat, para ulama, dan kaum muslimin hingga saat ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat Idul Adha sebagai bagian dari syiar Islam yang harus dijaga dan dilestarikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Melaksanakan shalat Idul Adha memiliki berbagai keutamaan dan hikmah yang besar. Pertama, shalat ini merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan, khususnya nikmat Islam dan iman. Kedua, shalat Idul Adha juga menjadi salah satu bukti keimanan dan ketakwaan setiap umat Muslim.Selain itu, shalat Idul Adha yang dilaksanakan secara berjamaah juga memiliki dimensi sosial yang penting. Momen ini menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat ikatan persaudaraan antar sesama Muslim. Kebersamaan dalam melaksanakan shalat Idul Adha juga mencerminkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam beribadah kepada Allah SWT. Shalat Idul Adha dilaksanakan sebanyak 2 rakaat dengan tata cara khusus yang membedakannya dari shalat-shalat lainnya. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan rakaat pertama:Langkah 1-3: Niat dan Takbir Awal1. Pelafalan niat shalat Idul Adha: “Ushalli sunnatan li Idil Adhā rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman/ma’mūman lillāhi ta’ālā”2. Takbiratul ihram: اللهُ اَكْبَرُ (Allāhu akbar)3. Takbir tambahan sebanyak 7 kali dengan bacaan dzikir di antara setiap takbirLangkah 4-8: Bacaan dan Gerakan Utama 4. Membaca surat Al-Fatihah 5. Membaca surat Al-A’la 6. Rukuk dengan thuma’ninah dan tasbih rukuk 3 kali 7. I’tidal dengan thuma’ninah dan doa i’tidal 8. Sujud pertama dengan thuma’ninah dan tasbih sujud 3 kaliLangkah 9-11: Penyelesaian Rakaat Pertama 9. Duduk di antara dua sujud dengan doa yang sesuai 10. Sujud kedua dengan thuma’ninah dan tasbih sujud 3 kali 11. Takbir intiqal untuk bangun ke rakaat kedua Rakaat kedua shalat Idul Adha memiliki keunikan dengan takbir tambahan yang berbeda jumlahnya dari rakaat pertama. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:Langkah 1-4: Takbir dan Bacaan Surat1. Takbir sebanyak 5 kali sebelum membaca surat Al-Fatihah2. Bacaan dzikir di antara takbir: “Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar”3. Membaca surat Al-Fatihah4. Membaca surat Al-GhasyiyahLangkah 5-10: Gerakan Shalat Lengkap 5. Rukuk dengan thuma’ninah dan tasbih rukuk 3 kali 6. I’tidal dengan thuma’ninah dan doa i’tidal 7. Sujud pertama dengan thuma’ninah dan tasbih sujud 3 kali 8. Duduk di antara dua sujud dengan doa yang sesuai 9. Sujud kedua dengan thuma’ninah dan tasbih sujud 3 kali 10. Duduk tasyahhud akhir (tawarruk) dan membaca tasyahhud lengkap, kemudian salam Shalat Idul Adha memiliki waktu pelaksanaan yang khusus dan berbeda dari shalat-shalat wajib lainnya. Berdasarkan berbagai sumber rujukan, shalat Idul Adha dilaksanakan setelah matahari terbit hingga memasuki waktu Dzuhur. Secara praktis, shalat Idul Adha biasanya dilaksanakan pada pukul 06.00-07.00 WIB.Dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha pada awal waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban setelah rangkaian shalat Id selesai. Hal ini penting karena penyembelihan hewan kurban idealnya dilakukan setelah shalat Idul Adha selesai dilaksanakan, sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Shalat Idul Adha memiliki beberapa keistimewaan yang membedakannya dari shalat-shalat lainnya. Pertama, shalat ini tidak diawali dengan adzan dan iqamah seperti shalat wajib pada umumnya. Kedua, terdapat takbir tambahan yang jumlahnya berbeda di setiap rakaat – 7 takbir pada rakaat pertama dan 5 takbir pada rakaat kedua.Perbedaan lainnya terletak pada sunat-sunat yang menyertainya, seperti dianjurkan untuk mandi, memakai pakaian terbaik, dan berangkat ke tempat shalat dengan berjalan kaki jika memungkinkan. Selain itu, setelah shalat Idul Adha biasanya dilanjutkan dengan khutbah yang membahas makna dan hikmah Idul Adha serta ibadah kurban.
Shalat Idul Adha Hukumnya Apa? Ini Penjelasannya

Tag:Breaking News