Selamat Datang Penghuni Baru Kebun Binatang Kasang Kulim, Bayi Orangutan Jantan Lahir

Pekanbaru – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bahagia menyambut kelahiran bayi orangutan di Lembaga Konservasi Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Kehadirannya selain menambah koleksi satwa di kebun binatang itu juga menambah jumlah orangutan di Indonesia.Kepala BBKSDA Riau Supartono menjelaskan, kelahiran bayi orangutan merupakan hasil perkawinan antara orangutan betina bernama Boyen dengan pejantan Yogi. Keduanya “dijodohkan” pada tahun lalu.Keduanya ditaruh dalam kandang yang sama selama 3 bulan. Keduanya kawin sehingga menghasilkan janin yang dikandung selama 10 bulan oleh Boyen.”Prosesnya lahiran bayi normal, berdasarkan pengamatan tim medis bayi sehat dan aktif,” kata Supartono, Kamis petang, 23 Mei 2025.Kelahiran ini sudah dilaporkan ke Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Raja Juli memberi nama Ade kepada bayi pasangan Boyen dan Yogi itu.Boyen saat ini berumur 15 tahun. Dia merupakan satwa yang sebelumnya dimiliki oleh warga kemudian diserahkan ke BBKSDA Riau dan dipercayakan kepada Lembaga Konservasi Kasang Kulim untuk merawatnya.”Setelah diserahkan, tim menyatakan orangutan Boyen tidak bisa dilepasliarkan sehingga dirawat di Kasang Kulim,” ujar Supartono. *** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Pengelola Kasang Kulim, Agustina mengatakan proses kelahiran berlangsung alami tanpa bantuan pawang atau petugas kebun binatang.”Waktu itu pawang hanya sebentar meninggalkan kandang, saat kembali, Boyen sudah terlihat menggendong anaknya,” kata Agustina.Selama mengandung, Boyen mendapatkan perhatian khusus dari pengelola. Kesehatan dan asupannya sangat diperhatikan mulai dari makanan, minuman hingga kondisi kandang. Usai melahirkan, Boyen sempat enggan memperlihatkan bayinya. Namun beberapa hari terakhir, ia mulai menunjukkan perilaku yang lebih terbuka terhadap kehadiran manusia.”Lahir pada 2 Mei lalu, ini menambah koleksi di lembaga konservasi,” katanya.