Home / Liga Internasional / Satu Malam di Bilbao: Penantian Tottenham, Penebusan Manchester United

Satu Malam di Bilbao: Penantian Tottenham, Penebusan Manchester United

Jakarta Tottenham dan Manchester United akan saling berhadapan di partai final Liga Europa 2024/2025. Duel dua tim Inggris ini digelar di San Mames, Bilbao, Kamis, 22 Mei 2025 pukul 02.00 WIB. Ini adalah final Liga Europa all-English kedua sejak kompetisi ini berganti format.Bagi Tottenham, trofi ini bisa menjadi gelar Eropa pertama sejak 1984. Sementara itu, MU memburu trofi kedua setelah kemenangan di 2017 dan ingin menebus luka final 2021. Atmosfer panas di San Mames siap menjadi saksi sejarah baru bagi salah satu dari mereka.Banyak cerita yang menyelimuti final ini. Mulai dari ramalan sang pelatih, statistik pertemuan musim ini, hingga kisah-kisah yang tertinggal dari final sebelumnya, semua berpadu menciptakan drama satu malam di Bilbao.Tottenham tinggal satu kemenangan lagi dari membuktikan ucapan sang pelatih, Ange Postecoglou. “Saya selalu memenangkan sesuatu di musim kedua saya,” ujarnya awal musim lalu. Kini, Spurs berada di ambang mewujudkan ramalan itu.Mereka melangkah ke final usai menyingkirkan Bodo/Glimt dengan agregat 5-1, termasuk kemenangan 2-0 di kandang lawan. Dominic Solanke kembali mencetak gol di laga itu, memperpanjang rekor golnya di tiga laga fase gugur beruntun. Sementara itu, hanya dua penyelamatan dibutuhkan Guglielmo Vicario untuk menjaga clean sheet.Kepercayaan diri Spurs juga tumbuh lewat rekor pertemuan musim ini melawan MU. Mereka menang tiga kali dalam dua kompetisi, mulai dari kemenangan 3-0 di Old Trafford, kemudian drama 4-3 di Carabao Cup, hingga kemenangan 1-0 di Premier League Februari lalu.MU kembali ke Bilbao dengan semangat membara dan memori indah. Mereka sudah mengalahkan Athletic Bilbao di tempat yang sama pada leg pertama semifinal, lalu memastikan kemenangan dengan skor 4-1 di Old Trafford. “Semoga kami bisa menang di sana,” ucap Rasmus Hojlund. Namun, dia mengingatkan, “Kami memang sudah pernah bermain di sana, tapi saya rasa itu tidak memberi kami keunggulan.”MU menatap final ini dengan performa menyerang yang menakutkan. Mereka mencetak 12 gol dalam tiga laga terakhir Liga Europa. Bruno Fernandes memimpin daftar top skor dengan tujuh gol, sementara Hojlund berada di bawahnya dengan enam.Kembalinya Mason Mount dan Amad Diallo juga menjadi tambahan kekuatan. Mount mencetak dua gol di semifinal leg kedua, sedangkan Diallo mencatat satu assist. Final ini bisa jadi panggung kebangkitan mereka bersama MU.Beban besar menanti Tottenham di final ini. Musim domestik yang mengecewakan membuat satu-satunya jalan ke Eropa musim depan adalah dengan menjuarai Liga Europa. Lebih dari itu, fans Spurs begitu haus akan trofi bergengsi yang sudah lama tak mereka rasakan.Terakhir kali mereka mengangkat trofi adalah pada 2008. Di kancah Eropa, kenangan manis terakhir bahkan terjadi lebih dari 40 tahun silam. Penampilan terakhir mereka di final Eropa adalah kekalahan dari Liverpool pada 2019.“Kita harus menempatkan ini dalam konteks apa yang telah klub ini lewati dalam 15 atau 20 tahun terakhir dan apa yang telah dilalui para pendukung,” ujar Postecoglou. “Kami telah memberi mereka harapan nyata, juga sesuatu yang bisa mereka impikan, bahwa kami bisa melakukan sesuatu yang istimewa tahun ini.”MU tahu betul manisnya mengangkat trofi ini dan pahitnya gagal di ujung. Tahun 2017 jadi kenangan indah usai menang atas Ajax. Namun, 2021 menghadirkan luka mendalam setelah kalah adu penalti 10-11 dari Villarreal.Menariknya, lebih banyak pemain yang kini berseragam MU justru pernah melawan mereka di final 2017. Andre Onana dan Matthijs de Ligt saat itu membela Ajax. Dari skuad MU sekarang, tak ada yang tampil di laga tersebut.Namun, banyak yang masih ingat final 2021. Fernandes jadi kapten, Luke Shaw dan Victor Lindelof main sejak awal, sementara Harry Maguire dan Amad Diallo duduk di bangku cadangan. Kini, final di Bilbao jadi ajang penebusan sekaligus peluang terakhir untuk lolos ke Eropa musim depan.Final di Bilbao nanti bukan sekadar perebutan trofi. Ini juga tentang kepercayaan, penebusan, dan histori. Satu malam, dua takdir.Sumber: UEFA.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *