LAMPUNG, Penyidik Polres Lampung Tengah telah memeriksa 200 saksi terkait kasus dugaan korupsi bansos beras yang dilakukan oleh Kepala Kampung (lurah) Gunung Agung, SKD.
Kasus dugaan korupsi bansos beras tahun 2025 itu menjadi salah satu penyebab pecahnya kerusuhan yang berujung pada pembakaran rumah sang lurah.
Kepala Satreskrim Polres Lampung Tengah, Inspektur Satu (Iptu) Pande Putu Yoga Mahendra, mengatakan, hingga saat ini kasus itu masih dalam penyelidikan.
Baca juga: Kerusuhan di Lampung Tengah: Dari Isu Korupsi Bansos Beras hingga Rumah Lurah Dibakar Massa
Menurutnya, penyidik sudah memeriksa lebih dari 200 orang saksi yang merupakan masyarakat penerima manfaat atau yang berhak mendapatkan beras bansos tersebut.
“Total penerima manfaat lebih dari 1.000 orang, kita panggil sekitar 500 orang, tapi yang baru datang dan memberi keterangan sekitar 200 orang,” kata Pande saat ditemui di ruangannya, Selasa (20/5/2025).
Berdasarkan informasi sementara, dugaan korupsi bansos beras tersebut dilakukan dengan cara menjual bantuan pemerintah itu ke wilayah lain.
Beras bansos yang seharusnya dibagikan kepada masyarakat, justru dijual sebanyak 10 ton dan uang hasil penjualan dipakai secara pribadi.
“Masyarakat seharusnya mendapatkan 10 kilogram (kg), tetapi ada masyarakat yang tidak mendapatkan sama sekali beras bantuan itu,” kata dia.
Diketahui, kerusuhan di Kabupaten Lampung Tengah pecah pada Sabtu (17/5/2025).
Rumah seorang lurah dibakar massa dan 15 kendaraan hangus dilalap api.
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, yang berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah timur.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Alsyahendra mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan tetap tenang agar tidak melakukan hal-hal yang kontraproduktif.
Baca juga: Kronologi Cekcok Bansos Beras Berujung Pembakaran Rumah Lurah di Lampung
Dia juga memastikan bahwa seluruh tindak pidana yang terjadi tetap ditangani secara profesional.
Hal ini termasuk peristiwa penusukan yang diduga menjadi pemicu kerusuhan serta isu dugaan penyelewengan bansos beras yang dilakukan oleh lurah kerabat pelaku penusukan itu.