Home / REGIONAL / RSHS Bandung Siaga Antisipasi Lonjakan Covid-19, Ruang Isolasi dan Tim Siap Aktif Kapan Saja

RSHS Bandung Siaga Antisipasi Lonjakan Covid-19, Ruang Isolasi dan Tim Siap Aktif Kapan Saja

BANDUNG, Peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura menjadi perhatian khusus bagi Indonesia, terutama wilayah Jawa Barat, untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus.

Sebagai langkah antisipasi, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah menyiapkan sejumlah strategi berdasarkan pengalaman penanganan Covid-19 sebelumnya.

Tim Penyakit Infeksi Newemerging dan Reemerging RSHS, dr. Rudi Wisaksana, menyatakan tim multidisiplin yang dibentuk sejak awal pandemi masih ada dan siap diaktifkan kembali.

“Tim masih ada tak pernah bubar sejak zaman Covid pertama, yaitu tim multidisiplin yang mencakup semua jenis spesialis terlibat,” ujar Rudi melalui rekaman video yang diterima , Kamis (5/6/2025).

Baca juga: Gubernur Banten Antisipasi Lonjakan Covid-19 Varian Baru JN.1

Selain itu, alat pelindung diri (APD), sarana-prasarana, dan ruang isolasi yang pernah digunakan saat pandemi juga masih tersedia. “Ruangan isolasi masih tersedia sampai sekarang dan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan akan kami aktifkan kembali,” katanya.

Saat ini, RSHS telah mempersiapkan sekitar tujuh tempat isolasi Covid-19 yang sewaktu-waktu bisa ditambah hingga mencapai 200 ruang atau bahkan satu gedung di Kemuning beserta dua ICU.

“Sebetulnya satu Gedung Kemuning berikut 2 ICU itu semua bisa digunakan untuk Covid jadi 200 itu bisa masuk,” ujar Rudi.

Berdasarkan pengalaman pada masa pandemi pertama, kebutuhan ruang isolasi bisa meluas hingga hampir 60 persen lokasi di RSHS, tergantung situasi dan kebutuhan.

RSHS juga siap menurunkan tenaga kesehatan dari fasilitas lain untuk membantu daerah terdampak Covid. “Kita punya pengalaman dan sudah punya perhitungan dan pelatihan cukup apabila diperlukan bisa diaktifkan kembali,” tambahnya.

Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Meningkat, Indonesia Termasuk Wilayah Terdampak

Namun, hingga saat ini RSHS belum menemukan kasus Covid-19 baru. “Sampai saat ini belum ada, karena kita belum menemukan kasusnya ya,” kata Rudi.

Meski demikian, tim dokter terus mengevaluasi secara berkala hasil swab dari surveilans pengunjung maupun pasien yang berobat di RSHS. Laboratorium RSHS termasuk yang paling banyak mengirimkan sampel, dan proses screening masih berlangsung hingga kini.

“Kalau ada lonjakan kasus tentu kita lakukan banyak hal seperti pembatasan kunjungan dan telemedicine sesuai dengan standar yang berlaku, tapi saat ini sih belum ada,” jelasnya.

Rudi juga menyampaikan bahwa logistik obat-obatan khusus pasien Covid saat ini sudah memasuki masa kadaluarsa dan perlu diperbarui.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang berisi arahan peningkatan kewaspadaan dini dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI (Influenza Like Illness), SARI (Severe Acute Respiratory Infection), pneumonia, dan Covid-19 melalui pelaporan rutin pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).

SE tersebut ditujukan kepada Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

“Fasyankes kami siapkan sesuai SE yang sudah beredar,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *