Maluku – Ritual panggil Kuskus oleh suku Alune di Maluku tidak hanya menjadi upaya pelestarian alam, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap pahlawan Pattimura. Tradisi ini menggabungkan nilai-nilai ekologi dan sejarah perjuangan melawan penjajahan dalam sebuah prosesi adat yang telah berlangsung turun-temurun.Mengutip dari berbagai sumber, Thomas Matulessy (Pattimura) berasal dari persekutuan adat Uli Hatuhaha di Pulau Haruku, yang melibatkan suku Alune dalam perlawanan 1817. Kapitan Pattimura adalah pahlawan yang memimpin perlawanan terhadap penjajah pada awal abad ke-19.Kuskus merupakan hewan endemik Maluku yang menjadi simbol dalam ritual ini yang menghubungkan antara pelestarian alam dan ingatan kolektif akan perjuangan kemerdekaan. Ritual ini rutin digelar setiap 15 Mei (bertepatan dengan Hari Pattimura) dan 10 November (menjelang Hari Pahlawan).Proses ritual diawali dengan peniruan suara kuskus oleh para tetua adat. Suara ini diyakini dapat memanggil hewan tersebut sekaligus mengundang roh leluhur, termasuk semangat Pattimura.Dalam kepercayaan suku Alune, kuskus merupakan perantara yang menyatukan manusia dengan alam dan sejarah. Tradisi ini juga mengandung unsur pendidikan bagi generasi muda.Anak laki-laki suku Alune diajarkan tentang makna perjuangan Pattimura melalui keterampilan berburu kuskus. Dahulu mereka harus membawa kepala kuskus sebagai bukti kedewasaan.Perubahan zaman memengaruhi pelaksanaan ritual. Alat-alat berburu yang dulunya harus berupa pusaka turun-temurun kini dapat digantikan dengan peralatan modern. Sebanyak 60% ritual berburu kuskus kini menggunakan senapan angin, menggantikan busur dan tombak pusaka. Keterkaitan antara ritual dan penghormatan kepada Pattimura terlihat dari lokasi pelaksanaan yang sering berada di tempat-tempat bersejarah.Beberapa titik ritual sengaja dipilih di sekitar benteng-benteng pertahanan atau wilayah yang pernah menjadi medan perang melawan penjajah. Salah satu titik ritual utama berada di sekitar Benteng Duurstede di Saparua, tempat Pattimura memimpin pertempuran melawan Belanda pada 16 Mei 1817.Ritual ini biasanya mencapai puncaknya dengan pembacaan kisah perjuangan Pattimura oleh tetua adat. Narasi kepahlawanan disampaikan dalam bahasa Alune sambil diiringi bunyi tifa.Pelestarian ritual panggil kuskus menghadapi sejumlah hambatan seiring berkurangnya populasi hewan tersebut di alam liar. Akan tetapi, suku Alune terus berupaya memodifikasi pelaksanaannya tanpa menghilangkan makna utama sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan nasional asal Maluku tersebut.Penulis: Ade Yofi Faidzun
Ritual Panggil Kuskus Suku Alune, Menghormati Pattimura Melalui Tradisi Adat

Tag:Breaking News