JAKARTA, KOMPAS.com — Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan Indonesia dan China ingin memperkuat kerja sama investasi di tengah tensi perang tarif global.
Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, saat bertemu Pandu dalam kunjungannya ke Beijing pekan lalu.
“Kami baru dari Beijing minggu lalu, bertemu Pak Wang Yi. Poin terpentingnya, di tengah perang tarif ini, bagaimana membangun investasi yang saling menguntungkan,” kata Pandu usai menghadiri Global Business Summit di Kementerian Investasi, Jakarta, Minggu (25/5/2025).
Baca juga: Bos Danantara Ungkap Hasil Pertemuan dengan CEO Huayou Soal Proyek Baterai EV
Menurut Pandu, Wang Yi menekankan pentingnya pertumbuhan bersama, saling menghormati, dan kerja sama investasi untuk kepentingan kedua negara.
“Premier Wang Yi juga bilang, salah satu yang paling penting itu mutual respect, tumbuh bersama, dan investasi bersama untuk kepentingan China dan Indonesia,” ujarnya.
Pandu juga menyinggung kunjungan Premier Li Qiang ke Jakarta sebagai sinyal positif bagi diplomasi dan investasi.
Danantara berencana menjalin kerja sama dengan China dalam sejumlah sektor, seperti energi, infrastruktur, kecerdasan buatan, dan hilirisasi.
“China sudah cukup besar investasinya di hilirisasi. Di sini Danantara akan ikut investasi juga. Kita akan masukkan uang di sini,” tambahnya.
Baca juga: Bos Danantara Ungkap 4 Perusahaan China Siap Bangun Pabrik EV di Indonesia
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengundang pengusaha China untuk terus menanamkan modal di Indonesia, tidak hanya di sektor sumber daya alam, tapi juga pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan teknologi.
“Saya mengundang para pengusaha Tiongkok untuk terus berinvestasi di Indonesia, di semua bidang,” ujar Prabowo dalam Indonesia-China Business Reception 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025) malam.
