JAKARTA, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur memusnahkan ratusan kilogram organ hewan kurban yang tak layak untuk dikonsumsi.
Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto mengatakan, pemusnahan tersebut dilakukan setelah pemeriksaan oleh tim pemeriksa daging dan kesehatan hewan kurban.
“Organ yang diafkir atau yang dimusnahkan, hati sebanyak 88,2 kilogram, paru 34,34 kilogram, jantung 0,4 kilogram, dan limpa 2 kilogram,” kata Taufik di Pusat Pelatihan Seni Budaya Pondok Kelapa, Selasa (10/6/2025).
Baca juga: Tebusan Daging Kurban Rp 15.000 Per Kantong di Cikiwul yang Jadi Polemik…
Meski organ tersebut tidak layak konsumsi, Taufik memastikan hewan kurban yang diperiksa tidak terjangkit penyakit menular.
Meski begitu, hewan kurban yang tak layak konsumsi tidak ditemukan terjangkit penyakit menular.
Pemusnahan dilakukan karena ditemukan adanya cacing pada organ hewan kurban tersebut.
“Sampai dengan 9 Juni 2025 kita sudah melakukan pemeriksaan di 250 lokasi tempat pemotongan hewan kurban. Jumlah hewan kurban yang diperiksa 6.664 ekor,” ujar Taufik.
Sebelumya diberitakan, Pemerintah Kota Jakarta Timur menginstruksikan petugas kesehatan hewan untuk memusnahkan daging kurban yang terdeteksi mengandung penyakit.
Instruksi tersebut disampaikan oleh Wali Kota Jakarta Timur Munjirin setelah melepas 136 petugas yang bertugas memeriksa kesehatan hewan dan daging kurban menjelang perayaan Idul Adha 1446 Hijriah di Jaktim, Senin (2/6/2025).
Baca juga: Pembelaan Panitia yang Minta Rp 15.000 ke Warga untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul
Munjirin menjelaskan, petugas akan mengawasi kesehatan hewan kurban hingga proses pemotongan di masing-masing kecamatan di Jakarta Timur.
“Jangan sampai nanti daging yang sudah diperiksa ternyata ditemukan ada penyakit. Jadi, langsung seketika harus dimusnahkan dan kami menjamin,” ungkap Munjirin saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Timur.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap daging yang terdeteksi mengandung penyakit. Munjirin khawatir daging tersebut malah dikonsumsi oleh masyarakat.
“Jangan sampai ditinggal pada suatu tempat yang akhirnya masyarakat merasa kasihan dengan daging itu dibuang, akhirnya dimanfaatkan lagi,” tambahnya.