Presiden Prabowo Subianto mengangkat kisah Aceh sebagai bukti bahwa konflik bersenjata dapat berujung pada kesepatakan damai. Ia mengatakan langkah dialog dan rekonsiliasi bisa menjadi langkah utama dalam upaya menurunkan tensi kegegangan geopolitik dunia saat ini. “Kami pernah menghadapi pemberontakan separatis yang sangat panjang di Aceh, hampir 30 tahun lamanya,” kata Prabowo dalam sesi panel Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden dan dikutip Sabtu (21/6). Prabowo melanjutkan ceritanya bahwa mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat itu menjadi mitra politiknya sekarang. “Tapi bayangkan, mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka yang pernah berperang melawan kami selama lebih dari 25 tahun, kini bergabung dengan partai saya. Dia sekarang anggota partai politik saya,” ujarnya. Lebih jauh, Prabowo mengatakan mantan Panglima GAM yang dulunya melawan negara dengan senjata kini menjabat sebagai Gubernur Aceh di saat dirinya menduduki posisi sebagai Presiden RI ke-8. “Bahkan saat ini dia menjabat sebagai Gubernur Aceh dan saya Presiden Indonesia. Ini menunjukkan bahwa musuh lama bisa bersatu,” kata Prabowo.Sebagai mantan prajurit, Prabowo mengatakan telah melihat langsung konsekuensi nyata dari dampak perang dan konflik bersenjata. Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa perdamaian dan rekonsiliasi merupakan langkah yang lebih berharga daripada konfrontasi bersenjata.”Sejak dulu saya selalu lebih memilih negosiasi dan berunding. Lebih baik berbicara daripada saling membunuh. Itulah prinsip saya, selalu cari jalan damai dan berdialog,” ujarnya. Eskalasi geopolitik di Timur Tengah semakin meruncing setelah Israel dan Iran terlibat dalam konflik bersenjata secara terbuka. Ketegangan konflik kedua negara meningkat setelah Israel melancarkan serangan ke Kota Natanz, wilayah pemukiman dan kawasan militer di Teheran serta area fasilitas nuklir di Iran pada Jumat, 13 Juni dini hari. Iran membalas serangan Israel pada hari yang sama dengan mengirimkan lebih dari 100 pesawat nirawak (drone) dan rudal ke sejumlah wilayah di Israel. Serangan Rudal Iran ke Israel pada Senin, 16 Juni, menyebabkan lima warga Israel tewas.Berdasarkan laporan layanan medis darurat Israel, Magen David Adom (MDA) menjelaskan bahwa empat korban jiwa ditemukan di Petah Tikva, dan satu orang lainnya meninggal di Bnei Brak. Total korban tewas dari pihak Israel bertambah menjadi 18 orang. Hingga kini konflik bersenjata antara dua negara tersebut masih berlangsung. Pemimpin Tertinggi sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah untuk membalas dendam terhadap Israel setelah Iran dilanda serangan yang menargetkan fasilitas nuklir dan instalasi rudal jarak jauhnya. Ali Khamenei menyatakan bahwa Israel semakin menunjukkan sifat jahatnya dengan menyerang wilayah permukiman sipil. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan konflik baru akan mereda jika Ayatollah Ali Khamenei meninggal dunia.
Prabowo Tawarkan Kisah Aceh Sebagai Rujukan Rekonsiliasi Konflik Global

Tag:Breaking News