Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (22/5). Pembahasannya terkait kelanjutan Huayou yang menggantikan LG Energy Solution (LGES) dari konsorsium pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 165,3 triliun.Bahlil mengatakan pemerintah telah mengakhiri kerja sama dengan LGES dalam proyek baterai EV dan menggantikannya dengan perusahaan manufaktur baterai dan pengolahan logam asal Cina, Huayou,”LG sejak awal kami sudah putuskan hubungannya dan kami akan lakukan kerja sama dengan Huayou. Ini sudah selesai dan kami mau laporan ke Pak Presiden,” kata Bahlil di sebelum memasuki gerbang Istana.Meski sudah tidak lagi tergabung dalam konsorsium proyek baterai EV tersebut, Bahlil menjelaskan LGES telah menyalurkan investasi senilai US$ 1,2 miliar dalam rencana pembangunan fasilitas produksi baterai listrik berkapasitas 10 giga watt hour (GwH)pada fase pertama.”Kurang lebih US$ 8 miliar itu akan diambil alih posisi ke Huayou. Ini yang mau diselesaikan hari ini. Secara prinsip, surat pemutusan sudah dikirim, kebetulan saya yang tandatangani suratnya,” ujar Bahlil.Penetapan Huayou dalam proyek itu sekaligus menjadikannya sebagai pimpinan konsorsium baterai listrik bernama Proyek Titan tersebut. Huayou dinilai layak karena memiliki teknologi serupa dengan LGES dan punya pengalaman menangani proyek serupa di Kawasan Industri Weda Bay, Maluku Utara.Huayou juga telah mengajukan minat untuk bergabung di Proyek Titan sejak 2024. Di proyek tersebut, Huayou akan bermitra dengan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku perusahaan induk (holding) New Energy Materials beserta PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, dan PT PLN.Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menjelaskan duduk perkara LGES tidak lagi menjadi bagian dari konsorsium pengembangan baterai EV senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 165,3 triliun.Ia mengatakan LGES didepak dari Proyek Titan oleh Kementerian ESDM pada 31 Januari 2025. Keterangan tersebut sekaligus mengoreksi kabar soal LGES yang lebih dulu menarik diri dari proyek baterai kendaraan listrik tersebut.”Hal itu berdasarkan surat Kementerian ESDM tanggal 31 Januari 2025 karena memang negosiasi sudah terlalu lama,” kata Rosan dalam keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (23/4).Rosan mengatakan proses operasional Proyek Titan sudah mulai digodok sejak 2020. LGES dan pemerintah Indonesia menandatangani kesepakatan proyek Indonesia Grand Package pada akhir 2020. Proyek ini mencakup investasi di seluruh rantai pasokan baterai kendaraan listrik.Ia mengatakan negosiasi sudah terlalu lama berlangsung selama lima tahun tanpa mencapai kesepakatan atau progres yang memuaskan. “Sedangkan pemerintah ingin semua berjalan dengan baik dan cepat,” kata Rosan.
Prabowo Panggil Bahlil Bahas Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai Rp165 T

Tag:Breaking News