Home / Peristiwa / PKB Gelar Konferensi Pesantren Internasional 24-26 Juni, Hadirkan Sejumlah Menteri dan Tokoh

PKB Gelar Konferensi Pesantren Internasional 24-26 Juni, Hadirkan Sejumlah Menteri dan Tokoh

Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bakal menggelar konferensi internasional bertajuk Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian. Acara tersebut rencananya akan digelar di Hotel Sahid, Jakarta, 24-26 Juni mendatang.Ketua Dewan Syura PKB, Ketua Umum PKB, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, hingga Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie dijadwalkan menjadi narasumber.Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum mengatakan, konferensi internasional tersebut merupakan wujud kepedulian PKB terhadap pesantren.”Jadi intinya bagi PKB jangan sampai pesantren hanya menjadi penonton terhadap proses perubahan zaman yang sedang terjadi. Jadilah pemain, jadi agen perubahan. Karena apa? Pesantren dulu pernah punya legasi, pernah punya pengalaman ikut jadi agen perubahan zaman prakemerdekaan, kemerdekaan, sampai pada zaman pembangunan awal itu pesantren menjadi ikon perubahan di tengah-tengah masyarakat,” ujar dia saat konferensi pers, Selasa (17/6/2025)”Tapi sejak tahun 1990 ke sini itu mulai pelan-pelan mulai termarginalisasi oleh perkembangan zaman. Sebetulnya pesantren bukannya diam, sudah melakukan banyak hal, tapi yang lain itu lebih cepat gitu loh. Kita ingin PKB itu mendorong supaya lebih cepat lagi pesantren bergerak menuju sesuatu yang jelas,” sambung dia. Saifullah menjelaskan konferensi tersebut sebagai ruang penting untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang tengah dihadapi pesantren, mulai dari transformasi budaya, teknologi, hingga digitalisasi, yang memang membutuhkan pendekatan yang matang.”Itulah peran PKB untuk mendorong itu dan kami juga akan mengawal supaya dari pemikiran yang berkembang di konferensi itu kita akan lakukan monitoring dan lakukan kolaborasi dengan lembaga pesantren supaya betul-betul melaju dengan road map-nya, dengan rencana besarnya untuk ke depan pesantren ikut menjadi agen perubahan di tengah perubahan sosial,” ujar dia.”Dari kacamata PKB, menurut kami dogma itu atau kaidah itu baru kuat pada aspek menjaga tradisinya. Tradisi kepesantrenan, keilmuan, kehidupan pesantren dan nilai-nilai pesantren itu cukup kuat. Tapi mengambil dari luar, transformasi dari luar, perkembangan dari luar, sistem dari luar itu belum cukup kuat dilaksanakan oleh pesantren,” sambung dia.Saifullah menyebut, dari lebih 35 ribu pesantren yang terdaftar di Kementerian Agama, tak lebih dari 5 persen yang mampu melahirkan ulama unggul dan memenuhi tantangan zaman.”Oleh karena itu dengan konferensi ini kita bertujuan yang pertama adalah memberikan kesadaran baru pada seluruh pemangku kepentingan pesantren, pengasuh, pengambil kebijakan, untuk bersama-sama, secara kolektif kita paham bahwa ke depan pesantren punya tantangan yang sangat besar, tidak kita bisa enak-enak kayak selama ini. Kedua adalah munculnya rumusan tentang paradigma atau sistem baru yang memungkinkan pesantren ikut terlibat di dalam proses perubahan sosial,” tambah dia. Dia menerangkan, PKB tak berniat merombak akar pesantren, tapi justru melengkapi dan mengoptimalkannya.”Paling tidak apa sih yang bisa dilakukan perubahan inovasi oleh pesantren tanpa harus merombak agar tradisinya itu. Tradisi kesederhanaan, kebersahajaan, terus hidup 24 jam, hubungan kehormatan santri kiai, tidak hendak kita utak-atik. itu tetap harus kita pertahankan,” ucap dia.Dalam konferensi nanti, PKB akan melibatkan kalangan ulama, akademisi, aktivis, dan praktisi teknologi untuk berbagi pengalaman mengenai transformasi lembaga pendidikan Islam.Dalam FGD, misalnya, akan dibahas kurikulum, tata kelola, penerapan teknologi, hingga visi kemandirian pesantren.Selain simposium dan FGD, konferensi juga dibarengi kunjungan lapangan ke Huawei Innovation Center, Buddha Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk, dan SMK Mitra Industri Cikarang. Langkah tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan teknologi dan manajemen yang lebih unggul.”Jadi para peserta yang terdiri dari para Kiai, para Gus, para guru-guru, senior pesantren maupun akademisi itu kita ajak untuk sedikit di lapangan melihat langsung ke depan itu ini lho gambaran dunia itu di mana pesantren ada di dalamnya. Kayak apa kita berposisi di dalam rangka melihat perkembangan zaman,” ucap dia. Sementara itu, Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB, KH Maman Imanulhaq, menambahkan, konferensi tersebut bukan hanya ajang diskusi, tapi juga pertemuan kerja untuk mencari formula transformasi pesantren di tengah tantangan zaman.”Kita akan membuat semacam pokja yang akan terus mensosialisasikan ide-ide gagasan dari para peserta lalu kita akan membuat beberapa percontohan pesantren mana yang layak menjadi percontohan dari pesantren lain dari sisi manajemen, akuntabilitas, transparansi, dan juga ide dan gagasan,” ujar dia.Rangkaian konferensi dibagi menjadi tiga kegiatan pokok. Pertama, simposium internasional yang akan menghadirkan pelbagai narsumber.Dalam kegiatan tersebut, PKB juga akan belajar dari tradisi keilmuan pesantren di Mesir, Turki, dan Iran.”Kenapa Iran? dalam konteks sekarang dengan Israel itu misalnya mampu memiliki klaster atau tahapan-tahapan menjaga tradisi keilmuan tapi bisa melahirkan teknologi uranium dan lain sebagainya. Nah apakah pesantren di Indonesia pun, bisa nanti arahnya kepada teknologi pertanian, lalu juga bagaimana misalnya memahami AI pada konteks milik keberagamaan dan lain sebagainya,” ucap dia.Sesi kedua berbentuk FGD mengenai kurikulum pesantren, melibatkan tokoh-tokoh dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Irshad, Al Wasliah, Persis, dan pesantren mandiri.Dalam proses tersebut, masing-masing pesantren diberi ruang untuk memaparkan visi, proses belajar, dan spesialisasi yang dimilikinya.”ini penting kita mendatangkan beberapa tokoh dan ini lintas ormas. jadi PKB punya kepentingan untuk menggali seluruh pesantren baik itu ada yang di NU, di Muhammadiyah, di Al-Irshad, Al-Khairat, Al-Wasliah, Persis dan lain sebagainya,” ucap dia. Ketiga, PKB juga akan melakukan kunjungan kerja ke beberapa institusi unggul untuk belajar mengenai manajemen, teknologi, dan link-and-match antara proses belajar dan kebutuhan kerja.“Bagaimana inisiatif teknologi ke depan itu betul-betul dipahami. Kira hari ini terutama pesantren hanya menjadi konsumen atas kemajuan teknologi, bukan orang yang akan menciptakan peradaban lewat teknologi itu,” ujar dia.Selain diskusi, 300 peserta dari pesantren dan ormas juga diminta membuat tulisan yang nantinya berguna untuk perumusan kebijakan dan dukungan anggaran, demi menjaga kemandirian pesantren.“Itu kita akan lakukan, sehingga PKB akan mampu di satu sisi menjadi fasilitator dan mediator bagi beberapa pesantren yang sudah mulai tumbuh, memiliki anak-anak muda yang hebat, sebagai kreatif minority, sehingga pesantren betul-betul akan selalu memiliki kalimat survival di masa depan yang lebih baik,” tandas dia.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *