Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan perusahaan migas asal Kuwait, Kufpec saat ini tengah mencari partner untuk mengelola blok migas Natuna D-Alpha.“Sedang mencari partner, paling tidak ada empat perusahaan yang diajak Kufpec,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto saat ditemui di sela-sela acara IPA Convex 2025, ICE BSD, Banten, Selasa (20/5).Djoko menyebut beberapa perusahaan yang diajak oleh Kufpec dalam pengelolaan Blok ini, seperti Pertamina dan Medco. Dia menyebut pencarian partner ini dilakukan karena Kufpec sudah menyelesaikan Joint Study untuk Natuna D-Alpha.“Kami telah menyelesaikan joint study, Kufpec saat ini sedang menilai hasilnya,” kata Country Manager Kufpec Indonesia, Sara Al-Baker saat ditemui di Jakarta, (15/5).Sebelumnya, Kementerian ESDM mengumumkan penawaran Wilayah Kerja (WK) Natuna D-Alpha pada 2023. WK Natuna D-Alpha merupakan salah satu lapangan gas terbesar dengan cadangan migas 230 triliun kaki kubik (TCF) dan 350 juta barel minyak (MMBO). Dalam lelang WK lepas pantai yang letaknya sekira 250 kilometer dari Kepulauan Natuna tersebut, pemerintah menawarkan jenis kontrak bagi hasil yang fleksibel, yakni cost recovery maupun gross split. Adapun, minimum komitmen untuk Blok Natuna D-Alpha adalah lima tahun studi GGRPE dan 1 sumur dengan bonus tanda tangan US$ 500 ribu. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, menjelaskan skema split yang ditawarkan untuk cost recovery di WK Natuna D-Alpha bersifat open bid. Sedangkan, split untuk skema gross split yang adalah 57:43 untuk minyak dan 52:48 untuk gas. “Natuna D-Alpha merupakan salah satu lapangan gas terbesar di Indonesia,” kata Tutuka pada pagelaran IPA Convex 47 di ICE BSD Tangerang, Selasa (25/7).Meski memiliki sumber daya yang besar, Tutuka mengatakan, ada kendala untuk mengembangkan blok ini, namun bukan berasal dari permasalahan antar negara. “Aslinya tidak ada masalah mengenai batas negara di Natuna D-Alpha, masalahnya lebih ke keekonomian,” kata Tutuka. Terlebih menurut Tutuka, wilayah kerja Tuna yang letaknya lebih utara daripada D-Alpha juga tidak memiliki kendala batas negara. “Jadi saya kira kalau akan dipermasalahkan negara lain, ya tidak,” ujarnya. Tutuka mengatakan, Natuna memiliki kelebihan dari segi geografis. “Natuna itu tempatnya sangat strategis. Kalau bisa dikelola, kemudian ada kegiatan ekonomi skala besar. ini bisa jadi anchor atau menunjukkan eksistensi Indonesia,” sebutnya.Tutuka menyebut pemerintah telah membuka peluang bagi investor melalui pelelangan, namun belum ada yang berminat. “Tapi berat juga, jadi kami akan terus tawarkan dengan join study,” ucapnya.
Perusahaan Kuwait Cari Partner Kelola Blok Natuna, Ada Pertamina dan Medco

Tag:Breaking News