Dalam beberapa hari terakhir, pergerakan rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS. Namun penguatan rupiah berpotensi terganggu pada hari ini setelah beragam pernyataan Federal Reserve alias The Fed yang mengkhawatirkan inflasi. “Pernyataan hawkish dari beberapa pejabat The Fed semalam mendukung dolar AS,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Selasa (20/5). The Fed berencana tidak akan memangkas suku bunga acuannya hingga September 2025. Tak hanya itu, Bank Sentral AS juga mewaspadai pemangkasan peringkat utang yang dilakukan Moody’s. “Rupiah akan berada di kisaran level 16.400 per dolar AS hingga 16.500,” ujar Lukman. Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level 16.426 per dolar AS. Level ini menguat 7,50 poin atau 0,05% dari penutupan sebelumnya. Di sisi lain, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi melihat masih ada peluang penguatan rupiah hari ini. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di level 16.370 per dolar AS hingga 16.440 per dolar AS,” kata Ibrahim. Ibrahim menjelaskan, fokus sekarang adalah pada lebih banyak sinyal ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Hal ini termasuk pertemuan Reserve Bank of Australia, data inflasi konsumen Jepang, dan sejumlah pembicara Federal Reserve. Tak hanya itu, Ibrahim mengatakan saat ini produksi industri Cina tumbuh lebih dari yang diharapkan pada April 2025 meskipun ada hambatan dari tarif perdagangan AS yang tinggi.”Tetapi indikator ekonomi lainnya masih menunjukkan keretakan dalam ekonomi terbesar di Asia itu,” ujar Ibrahim.
Pernyataan The Fed Soal Suku Bunga AS Berpeluang Melemahkan Rupiah Hari Ini

Tag:Breaking News