Home / Industri / Permintaan Listrik di Batam Diramal Naik Seiring Masuknya Investasi Data Center

Permintaan Listrik di Batam Diramal Naik Seiring Masuknya Investasi Data Center

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu mengatakan permintaan listrik di Batam akan melonjak dalam waktu dekat. Hal ini seiring dengan rencana menjadikan kota ini sebagai operasional pusat data atau data center di dalam negeriIa mendorong PLN mempercepat proyek pemasangan kabel tegangan tinggi yang menghubungkan Pulau Sumatra dan Pulau Batam.  “Antara 3 gigawatt sampai 5 gigawatt permintaan listrik untuk industri bisa masuk ke Batam,” kata Todotua dalam Dialog Nasional Himpunan Kawasan Industri di Jakarta, Kamis (19/6).Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 tertulis, penjualan tenaga listrik di Batam melonjak empat kali lipat secara tahunan menjadi 5,8 gigawatt pada 2031. Angka tersebut kembali naik menjadi 6,08 gigawatt pada 2034.Lonjakan permintaan didorong kelompok pelanggan industri yang naik dari 58 megawatt pada 2030 menjadi 4,4 gigawatt pada 2031. Proyeksi permintaan listrik di Batam pada tahun ini hanya 1,08 gigawatt dengan kebutuhan sektor manufaktur sejumlah 47 megawatt.Todotua mengatakan pasokan listrik adalah salah satu tantangan realisasi investasi di Batam. Total kapasitas pembangit listrik tambaahan di Batam hingga 2034 hanya 44,8 megawatt.Karena itu, PLN berencana memasang jaringan transmisi sepanjang 570 kilometer antara Sumatra dan Kepulauan Riau hingga 2034. Mayoritas atau 474 kilometer jaringan kabel tersebut akan berkapasitas 500 kilovolt.Todotua mengingatkan tambahan daya tersebut harus memiliki harga yang kompetitif. Sebab, tujuan akhir dari penambahan daya tersebut adalah menjaga iklim investasi di dalam negeri.Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Ricky Kusmayadi sebelumnya mendorong para investor untuk membuka pusat data di luar Pulau Jawa. Salah satu lokasinya, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam.Letak geografis Batam yang dekat dengan Singapura menjadikan wilayah ini sangat potensial untuk menopang ekosistem digital regional. “Pemerintah sudah menyiapkan fokus untuk digital center ataupun data center itu di area Batam, khususnya di KEK,” kata Ricky dikutip Senin (19/5).Menurut Data Center Map, terdapat 141 data center yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia hingga awal 2025. Jumlah pusat data ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dari 161 negara di seluruh dunia.Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak nasional, yakni sebanyak 83 unit per 15 Januari 2025.  Posisinya diikuti Batam yang memiliki 9 data center, Surabaya 8 data center, Bandung 7 data center, Denpasar dan Bogor masing-masing 4 data center, serta Makassar 3 data center. 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *