Bali – PT Amartha Mikro Fintek melihat Indonesia Timur sebagai tempat yang sangat potensial untuk perkembangan penyaluran dana pinjaman daring, alias pinjol. Chief Risk and Sustainibility Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan, penyaluran dana pinjol untuk segmen ultra mikro di luar Jawa sangat baik. Hasil itu didapat setelah Amartha memulai operasinya di kawasan Bali dan Nusa Tenggara sejak 2 tahun lalu. “Kami melihat potensi di Indonesia Timur itu sangat baik. Artinya di tengah pelemahan ekonomi global, ternyata pengusaha mikro yang kita lihat di luar sini, jualan lukisan, jamu, pie susu, mereka masih bisa tetap berkembang,” ujar dia di sela kegiatan The 2025 Grassroots Forum di Grand Hyatt Bali, Kamis (22/5/2025).Menurut dia, perputaran dana pinjol di wilayah tersebut bisa terjadi, lantaran banyak pelaku usaha ultra mikro hingga UMKM yang telah melek finansial. “Karena mereka sudah terekspos mengenai pemahaman dan pengetahuan pengelolaan bisnis yang lebih baik. Ditambah dengan akses modal kerja yang mereka terima dari Amartha,” kata Aria. Adapun merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, pertumbuhan penyaluran pinjaman daring di kawasan Indonesia tengah dan timur terbilang mengesankan. Sebagai contoh, penyaluran pinjol di Maluku tumbuh mencapai 124,4 persen secara tahunan (YoY). Dengan outstanding pembiayaan Rp 218,84 miliar, dan tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP 90) 0,76 persen. Penyaluran dana pinjol di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga tumbuh sebesar 105,3 persen. Dengan outstanding pembiayaan Rp 649,68 miliar, dan TWP 90 1,28 persen. Bali menjadi provinsi dengan perputaran dana pinjol terbesar di wilayah Indonesia tengah dan timur. Dengan pertumbuhan 57,3 persen, outstanding pembiayaan mencapai Rp 1,60 triliun, dan TWP 90 1,00 persen. Aria menyampaikan, jumlah nasabah Amartha saat ini masih lebih dominan di luar Pulau Jawa. Selain nama-nama provinsi yang telah disebutkan, Pulau Sumatera dan Sulawesi juga menyokong jumlah nasabah besar. “Kita di Jawa sekitar 40 persen, sekitar 60 persennya itu di luar Jawa. Paling besar di Sumatera, Sulawesi, setelah itu di Nusa Tenggara, Bali, NTT, NTB,” pungkas dia.
Perkembangan Pinjol di Indonesia Timur Sangat Potensial, Ini Datanya

Tag:Breaking News