Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) terus melaju pesat dan semakin memainkan peran penting dalam transformasi digital.
Teknologi ini telah diadopsi secara luas di berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur, layanan kesehatan, pemerintahan, hingga dunia pendidikan. Kini, AI bukan lagi sekadar konsep masa depan, tetapi sudah menjadi tulang punggung dalam mendorong efisiensi, produktivitas, dan inovasi di era digital.
Di tengah laju kemajuan teknologi tersebut, pentingnya pendidikan dan pengembangan talenta di bidang AI semakin mendesak. Dunia membutuhkan sumber daya manusia yang tak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu mengembangkan dan menerapkannya secara etis dan berkelanjutan.
Baca juga: UPH Hadirkan Fakultas AI, Wapres Gibran: Bukti Kesiapan Hadapi Era Digital
Perguruan tinggi memegang peran strategis dalam mencetak generasi profesional yang adaptif dan siap menghadapi tantangan teknologi disruptif.
Pendidikan AI yang berkualitas menjadi jawaban atas kebutuhan industri akan tenaga kerja yang memiliki kemampuan analitik, pemahaman mendalam tentang machine learning, serta wawasan integratif terhadap dampak sosial dan etika dari teknologi ini.
Meski demikian, institusi pendidikan tinggi dituntut untuk mampu menyiapkan generasi yang tak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki kesadaran nilai kemanusiaan dalam penggunaan AI.
Hal tersebut disampaikan Plt. Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikbud Ristek, Karlisa Priandana. Ia menekankan pentingnya pendekatan etis dalam pengembangan AI.
“Tujuh prinsip utama agar teknologi ini tetap berpihak pada nilai kemanusiaan, mulai dari penerapan sistem human-in-the-loop, perlindungan data, hingga regulasi yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya dalam Seminar Nasional Artificial Intelligence bertajuk “The Future Impact of Artificial Intelligence” yang berlangsung di The UBM Sport Hall, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Bill Gates Prediksi AI Akan Gantikan Peran Guru-Dosen, Guru Besar: Terlalu Naif
Menurutnya, AI harus menjadi alat yang memperkuat martabat manusia, bukan menggantikannya secara membabi buta.
Sementara itu, Prof. Bo An selaku Head of Artificial Intelligence Division dari Nanyang Technological University, Singapura, menyampaikan materi yang membahas secara mendalam tentang Autonomous Agents dan penerapannya dalam menyelesaikan masalah-masalah kompleks di dunia nyata.
Ia menjelaskan pendekatan-pendekatan modern dalam pengembangan AI, seperti penggunaan algoritma optimasi untuk kasus kecil, reinforcement learning (RL) untuk permasalahan skala besar berbasis pengalaman, hingga pemanfaatan Large Language Models (LLMs) yang lebih fleksibel dan adaptif dalam menangani isu-isu umum di masyarakat.
Paparan Prof. Bo An membuka wawasan baru mengenai pentingnya diversifikasi pendekatan teknologi dalam menjawab tantangan zaman.
Merespons kebutuhan zaman akan teknologi AI, bersamaan dengan seminar tersbut, Universitas Bunda Mulia (UBM) meluncurkan Program Studi Magister Teknologi Informasi.
Wakil Rektor Universitas Bunda Mulia, Kandi Sofia Senastri Dahlan menyampaikan bahwa peluncuran program magister ini merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan masa depan.
Baca juga: Binus University Perkuat Pendidikan AI di Indonesia lewat Kolaborasi dengan Microsoft
“Universitas Bunda Mulia menyelenggarakan Seminar Nasional Artificial Intelligence dan secara resmi meluncurkan program studi yang akan menjawab tantangan industri akan kecerdasan buatan serta manfaatnya bagi pengembangan industri,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi dengan para pakar dari pemerintah dan dunia pendidikan menjadi bentuk nyata kontribusi UBM untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Program ini, lanjut dia, dirancang untuk mengembangkan para profesional dengan pemahaman mendalam terhadap teknologi informasi berbasis AI dan kemampuan kepemimpinan dalam transformasi digital. Fokus utama kurikulumnya mencakup penerapan AI, analitik bisnis, serta pemanfaatan Big Data dalam menciptakan solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan dunia industri dan masyarakat luas.
Seminar dan peluncuran program ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia mulai merespons kebutuhan zaman secara progresif. Dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi industri, dan pemerintah, diharapkan lahir solusi teknologi yang tidak hanya canggih secara teknis, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai sosial dan keberlanjutan.