Home / OTOMOTIF / Perakitan Kendaraan BAIC di Indonesia Dimulai di Purwakarta

Perakitan Kendaraan BAIC di Indonesia Dimulai di Purwakarta

PURWAKARTA, BAIC Indonesia, melalui agen tunggal pemegang mereknya PT JHL International Otomotif (JIO), resmi menjalin kerja sama dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM) dalam perakitan kendaraan BAIC di Indonesia.

Chief Operating Officer (COO) PT JIO, Dhani Yahya, menjelaskan bahwa kerja sama ini bersifat strategis dan fleksibel.

Kontrak awal antara kedua belah pihak disepakati selama tiga tahun.

Baca juga: Daftar Mobil Bekas LMPV Awal Juni, mulai Rp 150 Jutaan

“Kontraknya tiga tahun, setelah itu akan dievaluasi dan kemungkinan besar diperpanjang. Kita lihat saja perkembangan pasar dan performa penjualan ke depannya,” ujar dia di sela-sela peluncuran BJ40 Plus rakitan lokal di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/6/2025).

Melalui kemitraan tersebut, BAIC Indonesia dapat memulai operasional secara efektif tanpa harus langsung membangun fasilitas produksi sendiri.

Namun, Dhani menegaskan bahwa ke depannya perseroan berencana untuk memiliki pabrik mandiri.

“Untuk membangun pabrik itu investasinya tidak kecil. Tapi arahnya ke sana. Kalau volume sudah mencapai 8.000 unit, saya rasa dalam lima tahun ke depan kami bisa merealisasikan pabrik sendiri,” katanya.

Adapun mengenai ekspor, ia juga mengatakan bahwa walaupun mengandalkan fasilitas perakitan HMI, aktivitas tersebut masih memungkinkan dan realistis.

Baca juga: Alasan Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan pada 6 dan 9 Juni 2025

“Dari pabrik Handal juga bisa, tidak masalah. Kalau dua tahun lagi sudah ada komponen lokal (TKDN), kenapa tidak kita ekspor? Yang membedakan kan cuma ‘dapur’ tempat perakitannya,” ujar Dhani lagi.

Diketahui, saat ini JIO telah merakit BJ40 Plus dengan skema Incompletely Knocked Down (IKD) atau perakitan dengan komponen impor di fasilitas baru PT HIM di Purwakarta, Jawa Barat, dengan investasi Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar.

Perseroan menargetkan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen secara bertahap dalam 1-2 tahun ke depan.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, sejumlah komponen seperti ban, pelek, kaca, pengecatan, hingga proses pengelasan akan segera dilokalisasi.

“Jadi ujung-ujungnya hanya frame, engine, dan transmisi yang akan diimpor,” kata Dhani.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *