PT Maruwa Indonesia di Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, dinyatakan berhenti beropeasi alias bangkrut. Nasib 205 karyawan perusahaan asal Jepang itu masih terkatung-katung, setelah gaji dan pesangon mereka belum juga dibayar.
PT Maruwa Indonesia yang telah beroperasi sejak 1999 di bidang Flexible Printed Circuit (FPC) ini mendadak menghentikan produksi sejak awal April 2025. Ratusan pekerja pun diliburkan tanpa surat resmi maupun penjelasan tertulis.
Aksi protes sempat pecah pada Jumat 23 Mei 2025, di mana para karyawan mengepung seorang pria berkemeja putih yang diduga merupakan petinggi perusahaan yang berkewarganegaraan Jepang. Aksi tersebut terekam dan viral di media sosial.
“Bayar gaji kami! Bayar pakai uang, bukan pakai daun!” teriak para karyawan dalam video berdurasi singkat tersebut.
Suasana semakin memanas karena pihak PT Maruwa Indonesia belum juga memberikan kepastian soal nasib ratusan pekerja yang terdiri dari 49 karyawan tetap dan 156 kontrak itu.
Baca juga: Siapa Pemilik Sefas Group, Perusahaan yang Membeli Seluruh SPBU Shell?
Sebagai informasi saja, PT Maruwa Indonesia adalah anak perusahaan Maruwa Co Ltd, sebuah perusahaan asal Jepang yang memproduksi komponen elektronik dan lampu LED.
Mengutip laman resmi Maruwa Co Ltd, Maruwa awalnya adalah usaha turun temurun yang bahkan sudah dirintis sejak zaman Edo (awal tahun 1800-an). Mulanya mereka adalah produsen peralatan berbahan keramik untuk makanan masakan khas Jepang.
Pemilik sekaligus pendiri Maruwa ini adalah Yoshiro Kanbe yang mendirikan perusahaan ini pada tahun 1945 yang menjual produk keramik porselen di kota Seto, Aichi.
Produk tersebut diproduksi dan diekspor. Pada tahun 1960-an, Maruwa mengalihkan bisnisnya ke bidang komponen elektronik (keramik khusus untuk peralatan komunikasi, keramik untuk chip resistor) yang kebutuhan pasarnya berkembang pesat.
Pada 1973, generasi kedua Yoshiki Kanbe mendirikan Maruwa Ceramic Co Ltd yang mulai memproduksi chip registors, lalu kemudian membangun pabri di Aichi pada 1981.
Perusahaan terus menambah produksi dengan mendirikan pabrik-pabrik baru misalnya di Kota Gifu Jepang, Taipei Tauwan, Anyang Korea Selatan, Malaka Malaysia, termasuk Batam di Indonesia.
Saham induk usaha PT Maruwa Indonesia ini juga tercatat di pasar modal Jepang, Tokyo Stock Exchange and Nagoya Stock Exchange.
Baca juga: Siapa Pemilik Tomoro Coffee yang Gencar Buka Cabang di Indonesia?
Artikel ini bersumber dari pemberitaan di berjudul “Pemilik PT Maruwa Indonesia Batam yang Bangkrut dan Belum Bayar Gaji”