Home / Liga Italia / Pelatih Baru Parma: Tangan Kanan Arteta di Arsenal, Baru 29 Tahun, Bisa 6 Bahasa

Pelatih Baru Parma: Tangan Kanan Arteta di Arsenal, Baru 29 Tahun, Bisa 6 Bahasa

Jakarta Parma baru menjalani musim yang cukup dramatis. Setelah mengangkat Cristian Chivu di tengah jalan untuk menggantikan Fabio Pecchia, tim yang bermarkas di Ennio Tardini itu sukses bertahan di Serie A. Itu pencapaian yang cukup solid mengingat mereka sempat berada di ujung tanduk.Namun, kebersamaan itu tak bertahan lama. Chivu memutuskan ‘pulang’ setelah mendapat pinangan dari mantan klubnya, Inter Milan, yang memecat Simone Inzaghi usai musim yang mengecewakan. Kekalahan telak 0-5 dari PSG di final Liga Champions jadi pukulan terakhir bagi Inzaghi.Kini, Parma harus mencari sosok baru untuk memimpin proyek mereka musim depan. Nama yang muncul sebagai kandidat utama benar-benar tak terduga. Dia adalah Carlos Cuesta, asisten pelatih Mikel Arteta di Arsenal, yang baru berusia 29 tahun.Sky Sport Italia melaporkan bahwa Carlos Cuesta menjadi favorit utama untuk kursi pelatih Parma. Gianluca Di Marzio dan Fabrizio Romano turut mengonfirmasi kabar ini. Cuesta akan menginjak usia 30 pada 29 Juli mendatang, menjadikannya salah satu pelatih termuda di lima liga top Eropa.Bagi Parma, ini keputusan yang berani. Mereka tak hanya kehilangan pelatih berpengalaman seperti Chivu, tapi juga melewatkan nama-nama beken seperti Daniele De Rossi dan Mark van Bommel, yang sempat masuk radar. Parma justru menaruh kepercayaan pada sosok yang belum pernah jadi pelatih utama.Meski minim pengalaman sebagai pelatih kepala, Cuesta punya latar belakang yang solid. Ia telah empat tahun menjadi tangan kanan Mikel Arteta di Arsenal. Dia juga dikenal sebagai salah satu sosok kunci di balik perkembangan individu para pemain muda The Gunners.Cuesta bukan produk umum dunia sepak bola. Ia lahir di Palma de Mallorca, Spanyol, dan sejak remaja sudah memutuskan untuk tidak bermain bola secara profesional. Alih-alih mengejar karier di lapangan, ia memilih mengasah otak di pinggir lapangan.Di usia 18 tahun, Cuesta dipercaya menangani akademi Atletico Madrid. Empat tahun di sana membentuk fondasi kepelatihannya sebelum ia pindah ke Juventus U-17 sebagai asisten pelatih di bawah Francesco Pedone. Di sinilah ia pertama kali mencicipi sepak bola Italia.Pada 2020, Arteta membawanya ke Arsenal. Sejak saat itu, Cuesta dikenal sebagai sosok yang selalu hadir di balik layar, terutama dalam membangun hubungan personal dan teknis dengan para pemain muda. Ia bahkan cukup sering muncul dalam serial dokumenter All or Nothing produksi Amazon.Hubungan Cuesta dan Arteta sudah terjalin sejak pertemuan mereka di Manchester City pada 2018. Keduanya saling menginspirasi dan terus bekerja sama hingga sekarang. Cuesta bukan asisten utama Arteta, tapi perannya sangat vital di balik performa progresif Arsenal dalam beberapa musim terakhir.Ia dikenal mampu berbicara enam bahasa (Inggris, Spanyol, Italia, Portugis, Prancis, Catalan) dan punya metode pengembangan individu yang dikagumi banyak pemain. Nuno Tavares, misalnya, menilai Cuesta sebagai sosok yang “mengerti pemain muda karena dia sendiri juga muda.”Kini, jalan baru terbuka di Italia. Parma ingin memberi kepercayaan pada seseorang yang muda, progresif, dan punya koneksi dengan sepak bola modern. Namun, untuk bisa resmi menukangi Parma, Cuesta harus lebih dulu memutus kontraknya dengan Arsenal.Bagi Parma, mendatangkan Carlos Cuesta adalah perjudian penuh risiko, tapi juga potensi besar. Mereka sedang membangun ulang setelah sempat nyaris terdegradasi, dan butuh energi serta ide-ide baru untuk tetap bersaing di Serie A.Dengan usia muda dan pendekatan modern, Cuesta bisa menjadi proyek jangka panjang yang menjanjikan. Ia belum punya rekam jejak sebagai pelatih utama, tapi di balik kesegaran ide dan pendekatan taktisnya, ada harapan akan era baru Parma yang lebih dinamis.Jika proses negosiasi dengan Arsenal berjalan lancar, maka dalam beberapa hari ke depan kita bisa melihat seorang pelatih berusia muda duduk di bangku cadangan Serie A. Di tangan Carlos Cuesta, Parma mungkin tengah bertaruh—tapi mungkin juga sedang menciptakan kisah hebat baru.Sumber: Sky Sport Italia, Four Four Two

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *