Home / REGIONAL / Pakar Unair Ungkap 3 Faktor Pemicu Lonjakan Covid-19 Kembali Berulang

Pakar Unair Ungkap 3 Faktor Pemicu Lonjakan Covid-19 Kembali Berulang

SURABAYA, Kasus Covid-19 meningkat di sejumlah negara di Asia. Di Indonesia, pemerintah meningkatkan kewaspadaan meski belum terlihat lonjakan kasus.

Pakar Imunologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Agung Dwi Wahyu Widodo menyebut ada tiga faktor yang memicu peningkatan kembali kasus Covid-19.

Mulai dari adanya jenis varian baru virus, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat pascapandemi.

Baca juga: Menkes Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Bawah 1 Persen

Kombinasi dari ketiga faktor itu menciptakan kondisi yang rawan terhadap penyebaran ulang virus.

“Varian baru ini merupakan hasil mutasi Omikron, mulai dari JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal dengan nama Nimbus. Nimbus memiliki perbedaan struktur spike yang sangat signifikan dari varian Omikron sebelumnya,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (11/6/2025).

Selain itu, perubahan cuaca juga dinilai berkontribusi menurunkan daya tahan tubuh masyarakat.

Baca juga: Dikes Sumbawa Waspadai Varian Baru Covid-19, Minta Nakes Siaga

Menurutnya, musim yang seharusnya panas berubah menjadi dingin dan hujan, kondisi yang ideal bagi penyebaran SARS-CoV-2. Situasi tersebut mirip dengan saat virus Covid-19 pertama kali menyebar secara global.

“Perubahan musim ini memicu penurunan kekebalan tubuh masyarakat. Sementara itu, banyak orang merasa Covid-19 sudah tidak ada sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, tidak adanya pemeriksaan bukan berarti virus benar-benar hilang,” terangnya.

Ia juga menuturkan minimnya pemeriksaan dan pelacakan membuat infeksi Covid-19 tidak terdeteksi.

Banyak orang yang batuk atau pilek tidak mengetahui apakah ia terinfeksi Covid-19. Hal ini menyebabkan munculnya infeksi lubuk yang sulit terkendali.

Agung menilai, vaksin lama kurang efektif terhadap varian baru. Sebab, virus mutasi seperti Omikron dan Nimbus mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk oleh vaksin generasi awal.

Hal ini menjadi tantangan baru dalam menghadapi penyebaran varian mutakhir.

Ia menyarankan agar segera dibuat vaksin baru yang spesifik untuk melawan varian-varian Omikron terkini.

“Kita membutuhkan vaksin baru, sama seperti pada kasus influenza musiman. Vaksin yang diperbarui bisa memberi perlindungan lebih baik,” jelasnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat guna memperkuat imunitas.

Hal itu mencakup konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga sesuai kemampuan, serta menghindari stres.

“Penerapan protokol dasar juga harus kembali dilakukan, termasuk memakai masker di tempat umum,” ujarnya.

Adanya peningkatan Covid-19 ini meski tidak separah sebelumnya, namun tetap menjadi ancaman dan kewaspadaan masyarakat perlu dijaga.

“Kita sudah melewati pandemi sekitar empat tahun lalu. Jadi, kalau ada kenaikan sedikit, itu masih bisa dikatakan wajar. Namun, kita tetap harus waspada karena tidak menutup kemungkinan virus ini belum benar-benar hilang. Ia hanya mengalami mutasi menjadi lebih cepat menular, meski gejalanya lebih ringan,” pungkasnya.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *