Raja Jayanagara direpotkan dengan sejumlah pemberontakan di awal-awal ketika ia menjabat di Kerajaan Majapahit . Friksi dan konflik internal istana sudah menjadi suguhan pemandangan yang nyaris dihadapi sang raja muda itu.Jayanagara, raja kedua Majapahit itu memang naik tahta dengan beberapa catatan minor. Pasalnya, Jayanagara harus menghadapi permusuhan dua wangsa yang cukup kuat di internal Majapahit. Kedua wangsa yakni Wangsa Sinelir yang juga melatarbelakangi Jayanagara, dengan Wangsa Rajasa, yang menjadi latarbelakang pendiri Majapahit Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Peristiwa penyerangan Lamajang dan pembunuhan Mpu Nambi, mahapatih pertama Majapahit membuat pendukung Wangsa Rajasa terus merongrong dan berusaha memberikan perlawanan bagi Jayanagara. Baca juga: Kisah Raden Wijaya Temukan Gayatri yang Hilang usai Serangan Jayakatwang Pemberontakan Ra Kuti menjadi upaya pertama yang dihadapi Jayanagara, selanjutnya beberapa pergolakan politik membuat internal keamanan Kerajaan Majapahit begitu tergoncang. Mansur Hidayat, pada buku “Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru” mengisahkan pemerintahan Raja Jayanagara dan Wangsa Sinelir yang mendukungnya dibuat kerepotan dan tidak mampu lagi menampung kekuatan Wangsa Rajasa. Bahkan Jayanagara kian tak mendapat simpati dari masyarakat Majapahit. Kakawin Pararaton menjelaskan bagaimana mahapatih pengganti Mpu Nambi yang bernama Dyah Halayuda dianggap gagal menjalankan tugasnya dan bertanggung jawab atas munculnya pemberontakan yang terus bermunculan, sampai mengancam jiwa Jayanagara.
Momen Jayanagara Raja Majapahit Pecat Pejabat Strategis Istana Akibat Gagal Kendalikan Konflik Internal

Tag:Breaking News