Home / Bali Nusra / Mitologi di Taman Beji Griya Waterfall, Destinasi Wisata dan Pusat Spiritual di Bali

Mitologi di Taman Beji Griya Waterfall, Destinasi Wisata dan Pusat Spiritual di Bali

Bali – Taman Beji Griya Waterfall di Kabupaten Buleleng menyimpan berbagai lapisan mitologi yang menjadi dasar kesakralannya. Air terjun di Taman Beji Griya Waterfall dikenal sebagai destinasi wisata dan juga merupakan pusat spiritual dengan berbagai kepercayaan turun-temurun.Mengutip dari berbagai sumber, Taman Beji Griya Waterfall terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Lokasi ini merupakan salah satu tempat melukat, ritual pembersihan diri dalam tradisi Hindu Bali.Air terjun setinggi 15 meter tersebut mengalir deras membentuk kolam alami dengan air berwarna jernih kebiruan. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, kawasan ini dianggap sebagai tempat pertemuan antara dunia nyata dan alam gaib.Mitologi Bali menyebutkan adanya Naga Basuki sebagai penjaga sumber air. Kepercayaan ini memiliki kemiripan dengan legenda di Pura Besakih yang menganggap naga sebagai simbol kemakmuran.Beberapa sumber juga menyatakan bahwa Dewi Danu, dewi air dalam kepercayaan Hindu Bali, juga diyakini memiliki hubungan dengan lokasi ini. Ritual-ritual yang dilakukan di tempat ini sering dikaitkan dengan permohonan kesuburan dan kesejahteraan. Masyarakat setempat meyakini bahwa setiap tetes air di lokasi ini memiliki kekuatan spiritual tersendiri. Struktur alami di sekitar air terjun memiliki makna simbolis dalam mitologi setempat.Batu-batu besar yang mengelilingi air terjun dianggap sebagai petilasan makhluk halus. Terdapat beberapa titik tertentu yang hanya boleh dimasuki untuk keperluan ritual dengan tata cara khusus.Kawasan ini telah digunakan untuk kegiatan spiritual sejak masa kerajaan Bali kuno. Beberapa peninggalan arkeologi di sekitar lokasi merupakan bukti jejak aktivitas keagamaan masa lampau.Ritual melukat tetap dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat Hindu Bali. Prosesi ini biasanya dipimpin oleh pemangku atau pedanda dengan menggunakan sarana upakara lengkap.Para peserta ritual melakukan pembersihan diri dengan cara berendam di bawah air terjun. Keberadaan mitologi lokal telah menjadi faktor penting dalam pelestarian alam sekitar. Masyarakat setempat menjaga kelestarian kawasan ini berdasarkan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib yang menghuni tempat tersebut.Penulis: Ade Yofi Faidzun

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *