JACKSON, Ribuan tahun sebelum gedung pencakar langit menjulang di kota-kota besar Amerika Serikat, sebuah peradaban megakota telah lebih dulu berdiri megah di dataran rendah Mississippi.
Kota itu bernama Cahokia, sebuah pemukiman kuno yang pada masa kejayaannya menjadi pusat budaya dan spiritual dengan pesta-pesta meriah yang berlangsung berhari-hari.
Lantas, seperti apa misteri megakota kuno di Amerika Serikat (AS) tersebut?
Baca juga: Misteri Nathan Cohen, Pria Tanpa Negara yang Baru Terungkap Usai 103 Tahun
Dikutip dari BBC, Cahokia, yang terletak di dekat St Louis, Missouri, dikenal sebagai kota pra-Columbus terbesar di utara Meksiko. Pada puncaknya sekitar tahun 1050 Masehi, kota ini diperkirakan dihuni hingga 30.000 jiwa, lebih besar daripada Paris pada masa yang sama.
Yang membuat Cahokia unik bukan hanya ukurannya, tetapi juga prinsip yang membentuknya. Tak seperti kota-kota kuno lain yang berkembang karena perdagangan, Cahokia justru dibangun atas dasar budaya dan spiritualitas.
“Cahokia sebenarnya adalah pusat budaya, bukan pusat perdagangan. Itu masih membingungkan saya. Saya terus bertanya-tanya, di mana mereka berdagang? Siapa yang menghasilkan uang?” ujar Annalee Newitz, penulis buku Four Lost Cities: A Secret History of the Urban Age.
“Jawabannya adalah mereka tidak berdagang. Itu bukan alasan mereka membangun tempat itu,” imbuh dia.
Arkeolog Timothy Pauketat, yang telah meneliti Cahokia selama beberapa dekade, menyebut kota ini sebagai persimpangan antara dunia orang hidup dan orang mati.
Lanskapnya terdiri dari daratan padat dan lahan basah, dengan jalan lintas yang ditinggikan menghubungkan “lingkungan” yang didiami warga dengan area pemakaman.
“Kota ini dibangun untuk membentang di antara air dan daratan,” kata Pauketat.
Penduduk tinggal di area kering, sementara gundukan makam dibangun di lahan basah, menciptakan zona transisi yang sarat makna spiritual.
Baca juga: Misteri Spanyol-Portugal Mati Listrik, dalam 5 Detik Daya Turun 60 Persen
Daya tarik utama Cahokia terletak pada ruang-ruang publik yang monumental. Salah satunya adalah Grand Plaza seluas 50 hektar, tempat ribuan orang berkumpul untuk berpesta, berdoa, dan merayakan kehidupan secara kolektif.
“Sulit untuk menangkap intensitas, kemegahan, dan multidimensi dari acara seperti itu,” ungkap Pauketat.
Makanan dan minuman dibawa ke kota, para juru masak menyiapkan hidangan dari daging buruan, buah-buahan, dan sayuran. Pengunjung tidur di rumah sementara, kemudian menari dan bertaruh dalam berbagai permainan.
Salah satu permainan yang populer adalah chunkey. Dalam permainan ini, cakram batu dilempar dan para atlet berusaha menancapkan tombaknya sedekat mungkin ke cakram tersebut.