Home / MONEY / Menuju Dekarbonisasi, Pertamina Benahi Armada Tua, Bidik Pasar Kapal Global

Menuju Dekarbonisasi, Pertamina Benahi Armada Tua, Bidik Pasar Kapal Global

JAKARTA, PT Pertamina Trans Kontinental, anak usaha Pertamina International Shipping (PIS), mengakui bahwa pasar industri perkapalan Indonesia bakal menghadapi tantangan besar karena armada yang tersedia saat ini sudah berumur tua.

Meski begitu, permintaan kapal terus meningkat seiring dengan naiknya permintaan minyak sebesar 4,5 persen. Volume pengangkutan minyak pun tumbuh secara bertahap sebesar 5 persen.

Presiden Direktur PT Pertamina Trans Kontinental, I Ketut Laba, mengatakan bahwa pihaknya melakukan peremajaan dan penambahan kapal-kapal yang lebih muda. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan domestik hingga bersaing di level global.

“Strategi kami di Pertamina adalah menurunkan rata-rata usia armada untuk tanker minyak dan kargo kimia. Target kami, rata-rata usia armada berada di bawah 25 tahun pada 2028,” ujar Ketut dalam gelaran Indonesia Maritime Week 2025 di JCC Senayan, Kamis (29/5/2025).

“Strateginya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan, tapi juga menangkap peluang di pasar internasional yang mengharuskan kapal-kapal sesuai dengan regulasi,” paparnya.

Baca juga: BBM Langka di Bengkulu, Pertamina: Kapal BBM Tak Bisa Sandar akibat Pendangkalan

Ia memastikan, Pertamina konsisten memperbarui sistem digitalisasi perkapalan guna menciptakan efisiensi yang lebih baik. Selain itu, perusahaan juga menerapkan manajemen pemeliharaan dan teknologi hemat energi, termasuk pembersihan lambung kapal.

“Kami juga melakukan studi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina menjajaki alternatif seperti biofuel, metanol, hidrogen, dan amonia untuk mengurangi emisi dan mendukung target dekarbonisasi industri pelayaran,” ujar Ketut.

Kemitraan strategis juga dibangun bersama perusahaan pelayaran global, pemilik kapal, pengelola kapal, serta pengelola awak kapal. Selain itu, PIS meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan dan pengembangan.

“Ekosistem industri pelayaran perlu menyediakan sistem pendukung untuk mengurangi waktu tunggu di pelabuhan, waktu perbaikan, dan biaya,” imbuhnya.

Baca juga: Pendanaan Pengadaan Kapal Jadi Tantangan Pengusaha Pelayaran Nasional

Senada, COO Caravel Group, Angad Banga, menilai bahwa pasar pelayaran Indonesia terutama berada di sektor ekspor dan impor. Oleh karena itu, peremajaan kapal harus dilakukan dengan mengikuti regulasi yang berlaku.

Menurutnya, pengembangan infrastruktur pendukung menjadi poin krusial karena akan menentukan keberhasilan investasi.

“Pengembangan pelabuhan sangat penting, begitu juga regenerasi armada kapal dan pengelolaan aturan bahan bakar. Selain itu, menjalin kemitraan dan hubungan baik dengan negara-negara ASEAN serta mitra dagang seperti China dan Amerika Serikat,” kata Angad.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *