Home / Peristiwa / Menristekdikti Siap Bantu Mahasiswa Indonesia di Universitas Harvard Imbas Kebijakan Trump

Menristekdikti Siap Bantu Mahasiswa Indonesia di Universitas Harvard Imbas Kebijakan Trump

Jakarta – Universitas Harvard, salah satu universitas paling bergengsi di dunia, tengah menghadapi tantangan terkait kebijakan penerimaan mahasiswa asing di Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyatakan siap memberikan bantuan kepada mahasiswa Indonesia yang mungkin terdampak.Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan komitmennya untuk membantu mahasiswa Indonesia penerima beasiswa yang menempuh studi di Universitas Harvard jika mereka menghadapi masalah akibat kebijakan tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran terkait potensi larangan penerimaan mahasiswa asing oleh pemerintah Amerika Serikat.”Nanti kita lihat lagi ya kalau memang ada masalah kita pasti akan bantu,” ujar Mendiktisaintek Brian Yuliarto di Jakarta, Selasa, seperti dikutip dari Antara. Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang menunggu respons dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di AS untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai situasi yang dihadapi mahasiswa Indonesia di Harvard dan langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah.Universitas Harvard didirikan pada 8 September 1636 dan merupakan institusi pendidikan tinggi tertua di Amerika Serikat. Awalnya bernama New College, kemudian berganti nama menjadi Harvard College pada 13 Maret 1639 untuk menghormati John Harvard, seorang dermawan yang memberikan sumbangan besar.Harvard dikenal sebagai salah satu universitas paling bergengsi di dunia, menjadi anggota Ivy League dan secara konsisten menempati peringkat sebagai salah satu universitas terbaik di dunia. Universitas ini memiliki dana abadi yang sangat besar, mencapai sekitar $50,7 miliar pada tahun 2023, serta pendapatan tahunan yang signifikan dari investasi.Universitas Harvard memiliki 13 sekolah dan fakultas yang menawarkan berbagai program sarjana dan pascasarjana di berbagai bidang, termasuk seni, sains, bisnis, hukum, kedokteran, pendidikan, desain, teknik, dan kebijakan publik. Dengan jumlah fakultas mencapai 9, Harvard menawarkan program studi yang sangat luas dan beragam.Pada Mei 2025, muncul kontroversi terkait larangan sementara penerimaan mahasiswa asing oleh pemerintah Amerika Serikat, yang kemudian ditangguhkan oleh pengadilan. Presiden Trump mengkritik kurangnya transparansi Harvard mengenai mahasiswa asing dan menuntut pengungkapan identitas mereka.Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sempat mencabut sertifikasi Universitas Harvard di bawah Student and Exchange Visitor Program (SEVP), yang secara efektif melarang institusi tersebut menerima mahasiswa asing baru. Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS) AS menyatakan bahwa mahasiswa asing yang telah terdaftar saat ini harus pindah agar tidak kehilangan status legal mereka.Harvard mengeluarkan pernyataan yang menyebut tindakan pemerintah itu melanggar hukum dan berbahaya. Universitas tersebut berkomitmen untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung para mahasiswa dan cendekiawan internasional, yang berasal dari 140 lebih negara dan telah memperkaya universitas tersebut.Menanggapi potensi dampak dari kebijakan tersebut, Kemendikbudristek menyiapkan langkah antisipasi untuk mahasiswa Indonesia yang terdampak. Menteri Brian menyebutkan pihaknya juga menunggu respons dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di AS untuk melihat apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mahasiswa Indonesia.Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga menyiapkan bantuan kekonsuleran bagi 87 mahasiswa RI di Harvard. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam melindungi dan mendukung warganya yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.Pada April lalu, pemerintahan Trump membekukan dana hibah federal senilai 2,2 miliar dolar AS untuk Harvard, usai universitas tersebut menolak permintaan untuk menghapus program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, serta mengevaluasi mahasiswa asing dengan alasan kekhawatiran ideologis.Per semester musim gugur 2023, mahasiswa asing di Harvard mencakup lebih dari 27 persen dari jumlah mahasiswanya, ungkap data universitas tersebut.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *