JAKARTA, Pemerintah menargetkan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) bakal mendongkrak ekspor Indonesia secara signifikan.
Sebagai informasi, Uni Eropa pada 2024 berkontribusi sebesar 6,5 persen atau sekitar 17,35 miliar dollar AS dari total ekspor Indonesia yang sebesar 264,70 miliar dollar AS.
Namun, dalam kurun waktu 2021 hingga 2024, kinerja ekspor Indonesia ke Uni Eropa menunjukkan tren dinamis.
Baca juga: RI Teken Kerja Sama Ekspor Listrik Hijau 3,4 GW ke Singapura
Nilai ekspor Indonesia ke UE mengalami kenaikan tertinggi pada 2022 dengan nilai ekspor sebesar 21,53 miliar dollar AS, namun mengalami penurunan di tahun berikutnya, sebelum kembali naik sedikit menjadi 17,35 miliar dollar AS pada 2024.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, dampak awal dari kerja sama perdagangan I-EU CEPA akan mendorong ekspor Indonesia ke Uni Eropa naik sekitar 5,4 persen.
“Manfaat adanya CEPA antara Indonesia dan EU secara lebih spesifik, meningkatkan akses pasar ekspor dan diperkirakan ekspor kita akan naik sekitar 5,4 persen,” ujarnya saat acara Diseminasi Hasil Perundingan I-EU CEPA yang digelar di kantornya, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis ekspor RI ke Uni Eropa bisa melonjak hingga 50 persen dalam 3 tahun setelah perjanjian I-EU CEPA diimplementasikan.
Dia berharap ekspor Indonesia ke Uni Eropa dapat menyamai negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Malaysia.
Sebab, dalam perjanjian ini, pemerintah telah mengupayakan agar komoditas ekspor Indonesia mendapatkan preferensi yang sama dengan negara ASEAN lain dan tarif masuk komoditas unggulan RI didorong untuk bisa turun ke 0 persen.
“Tadi Pak Dirjen itu sangat konservatif dimana kenaikan ekspor kita hanya 5 persen. Kalau saya bilang, kalau kita minta naik itu tidak tinggi-tinggi, 50 persen dalam 3 tahun. Itu sama dengan posisi Malaysia hari ini. Masa kita tidak bisa balap Malaysia?,” ucap Airlangga.
Adapun pemerintah menargetkan I-EU CEPA mulai diimplementasikan paling cepat pada Kuartal IV 2026 dan paling lambat Kuartal I 2027.
Saat ini, proses negosiasi I-EU CEPA telah memasuki tahapan finalisasi teks yang akan selesai pada Juli 2025 serta tahapan telaah hukum (legal scrubbing) yang akan selesai pada September 2025.
Menurut Airlangga, I-EU CEPA akan memberikan peluang besar bagi produk unggulan Indonesia, seperti tekstil dan garmen, untuk bersaing lebih adil di pasar Eropa.
Dia juga mengimbau para pelaku industri untuk bersiap sejak dini agar dapat langsung memanfaatkan potensi yang terbuka lebar begitu perjanjian mulai berlaku.
“Terutama kalau industri tekstil, garmen, kan harus bicara dengan buyernya (pembelinya) dan ini sudah dijanjikan (mendapatkan tarif) nol persen,” tuturnya.
Baca juga: Indonesia Kuasai 80 Persen Pasar Kemenyan, Tapi Ekspor Masih Rendah