Home / GLOBAL / Mengenal Suriname: Negara Kecil di Amerika Selatan dengan Jejak Etnis Jawa

Mengenal Suriname: Negara Kecil di Amerika Selatan dengan Jejak Etnis Jawa

PARAMARIBO, KOMPAS.com – Suriname akan menggelar pemilihan umum pada Minggu, 25 Mei 2025. Negara ini mungkin belum akrab di telinga banyak orang, tetapi menyimpan keunikan tersendiri.

Terletak di pesisir utara Amerika Selatan, Suriname dikenal sebagai negara terkecil di kawasan itu.

Meski kecil, Suriname memiliki kekayaan etnis, sumber daya alam yang melimpah, dan status langka sebagai negara dengan jejak karbon negatif.

Baca juga: 10 Fakta Unik Suriname, Negara Bekas Jajahan Belanda yang Dihuni Orang Jawa

Bahkan banyak pula warganya yang keturunan etnis Jawa, Indonesia dan fasih dalam berbahasa Jawa.

Berikut lima fakta menarik mengenai Suriname yang dirangkum dari AFP pada Selasa (20/5/2025).

Suriname merupakan bekas koloni Belanda yang meraih kemerdekaan pada 1975. Dengan luas 163.820 kilometer persegi, wilayahnya membentang dari pantai Atlantik di utara hingga perbatasan Brasil di selatan, diapit oleh Guyana dan Guyana Prancis.

Sebagian besar penduduk tinggal di dataran rendah pesisir, khususnya di ibu kota Paramaribo.

Menurut data PBB tahun 2024, jumlah penduduk Suriname mencapai 634.000 jiwa.

Komposisi etnisnya beragam, mencakup keturunan India Hindustan, Kreol, Maroon (keturunan budak Afrika), penduduk asli Amerika, warga keturunan Belanda, serta komunitas etnis Jawa yang jumlahnya cukup signifikan.

Partai Reformasi Progresif (VHP) yang berkuasa sejak 2020 awalnya dikenal sebagai representasi komunitas Indo-Suriname.

Namun, kini partai ini mulai mewakili seluruh etnis secara lebih inklusif. Pemimpinnya, Presiden Chan Santokhi, kembali mencalonkan diri dalam pemilu kali ini. Presiden Suriname dipilih oleh parlemen melalui mekanisme mayoritas dua pertiga.

Baca juga: Bisakah Orang Jawa Jadi Presiden Suriname Kelak?

Ekonomi Suriname dulunya sangat bergantung pada tambang bauksit. Kini, sektor emas mendominasi dengan menyumbang lebih dari 75 persen ekspor nasional, menurut Bank Dunia.

Namun, eksploitasi emas juga membawa tantangan, termasuk maraknya penambangan ilegal dan pencemaran lingkungan.

Sejak ditemukannya cadangan minyak mentah lepas pantai pada 2020, Suriname berharap dapat mengubah perekonomiannya. TotalEnergies, perusahaan energi asal Perancis, dijadwalkan mulai melakukan pengeboran pada 2028.

Untuk mendistribusikan hasil kekayaan tersebut secara merata, pemerintah meluncurkan program “Royalti untuk Semua Orang” pada awal Mei. Program ini memberikan dana sebesar 750 dolar AS (sekitar Rp 12,3 juta) ke setiap warga melalui rekening tabungan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *