Jakarta – Kabar mengenai pemasangan eskalator di Candi Borobudur menjadi perbincangan hangat. Informasi ini beredar luas di masyarakat dan menimbulkan berbagai reaksi. Namun, apa sebenarnya yang terjadi? Apakah benar Candi Borobudur akan dipasangi eskalator? Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan memberikan klarifikasi terkait isu ini.Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa tidak ada rencana pembangunan lift, pemasangan eskalator, apalagi penggunaan eskavator di Candi Borobudur. Pernyataan ini disampaikan untuk meluruskan informasi yang keliru dan menyesatkan yang beredar di masyarakat. “Tidak ada yang namanya pembuatan lift di Candi Borobudur, kemudian ada video mengatakan pemasangan eskalator atau pun dikatakan ekskavator, dia enggak bisa membedakan antara eskalator dan ekskavator jadi tidak ada pemasangan eskalator di Candi Borobudur, yang kita sedang upayakan adalah pemasangan chair (chairlift),” ujar Fadli Zon dilansir dari Antara, Selasa (27/5/2025).Dikutip dari berbagai sumber, eskalator adalah perangkat transportasi bergerak yang digunakan untuk memindahkan orang dari satu tingkat ke tingkat lainnya. Eskalator umumnya sering dijumpai di tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, bandara, dan stasiun kereta api. Eskalator menggunakan sistem konveyor bergerak untuk memberikan pergerakan yang lancar dan nyaman bagi penggunanya.Menurut Fadli, di Candi Borobudur akan dipasangi chairlift yang dapat membuka akses lebih luas bagi penyandang disabilitas serta lansia atau kalangan senior biksu. Ia mengatakan, chairlift berbeda dengan eskalator. Fadli menjelaskan, chairlift adalah alat bantu naik dengan sistem pegangan.”Chairlift itu untuk inklusivitas, semua situs-situs dunia itu sudah memakai itu kalau kita datang ke Akropolis ke Parthenon, di Yunani. Itu juga memakai itu, saya juga lihat di sistem chapel, itu kalau kita lihat di sistem gereja Saint Peter di Italia yang merupakan heritage itu juga memakai itu,” ucap Fadli.Politikus Partai Gerindra ini menjamin, kehadiran chairlift tidak akan merusak bangunan Candi Borobudur. Ia menambahkan, pembangunan rampway untuk chairlift bersifat portable dan bisa dibongkar pasang. “Kita melakukan ini adaptasi terhadap itu jadi ini sesuai UU dan tidak ada perusakan sama sekali, itu pakai hand rail. Jadi saya tegaskan tidak ada eskalator apalagi ekskavator,” tegas Fadli.Chairlift ini merupakan sarana inklusif yang bertujuan untuk membuka akses lebih luas bagi penyandang disabilitas, lansia, dan kalangan senior biksu agar dapat menjelajahi situs sejarah Candi Borobudur. Pemasangan chairlift ini juga mencontoh situs-situs bersejarah dunia lainnya yang telah menggunakan fasilitas serupa, seperti Akropolis dan Parthenon di Yunani, serta Angkor Wat di Kamboja.Kehadiran chairlift ini tidak akan merusak bangunan candi yang bersejarah. Adaptasi ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap kebutuhan untuk menghadirkan inklusivitas bagi umat Buddha maupun masyarakat umum agar dapat melakukan aktivitas keagamaan, seperti upacara perayaan hari Waisak maupun kegiatan tertentu.Pihak pengelola Candi Borobudur, menjelaskan bahwa pemasangan chairlift menggunakan hand rail dan tidak masuk ke objek utama candi. Objek utama Candi Borobudur tetap menjadi wewenang Kementerian Kebudayaan, dan pengelolaannya berada di bawah Injourney melalui salah satu anak usahanya. Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Menbud Fadli Zon Sebut Candi Borobudur Bukan Dipasang Eskalator tapi Chairlift, Apa Bedanya?

Tag:Breaking News