Menteri Ketenagakerjaan Yassierli berencana mencetak 5.000 ahli produktivitas hingga 2030. Dalam hitungannya, tingkat produktivitas nasional harus tumbuh setidaknya 4% agar target pertumbuhan ekonomi nasional 8% tercapai.Para ahli itu akan ia tempatkan di setiap kawasan industri. Mereka bekerja dengan pabrik-pabrik untuk meningkatkan produktivitas. “Rencana peningkatan produktivitas ini akan dirinci menjadi level makro dan mikro,” kata Yassierli dalam Dialog Nasional Himpunan Kawasan Industri di Jakarta, Kamis (19/6).Organisasi Produktivitas Asia atau APO mendata pertumbuhan produktivitas buruh Indonesia tidak pernah menembus 4% sejak 2012, di luar masa pandemi Covid-19. Angka paling tinggi mencapai 10,31% secara tahunan pada 1995 dan pada 9,86% pada 2021.Produktivitas buruh nasional tercatat anjlok hingga minus 4,99% pada 1978 dan minus 2,58% pada 2020. Alhasil, rata-rata pertumbuhan produktivitas tenaga kerja selama 2013-2022 hanya 2,6% per tahun.Dengan demikian, setiap tenaga kerja di dalam negeri pada 2022 menyumbang US$ 28,6 per jam ke perekonomian nasional. Angka tersebut lebih rendah dari Thailand senilai US$ 34,6 per jam, Malaysia sekitar US$ 71,1 per jam, atau Singapura hingga US$ 186,2 per jam.Yassierli mendorong pelaku industri agar menyiapkan tenaga kerja untuk dapat dilatih sebagai ahli produktivitas di masing-masing pabrik. Ia juga sedang membentuk Labour and Productivity Institute sebagai kelompok studi produktivitas nasional.
Menaker Yassierli Gagas Cetak 5.000 Ahli Produktivitas untuk Kawasan Industri

Tag:Breaking News