Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan dalam bentuk bahan mentah di sejumlah sekolah di Tangerang Selatan.Anggota Komisi IX DPR Irma Chaniago menyampaikan keheranannya atas pola penyaluran MBG dalam bentuk bahan mentah, terutama karena belum ada regulasi resmi yang mengatur hal tersebut.“Penjelasannya ngga masuk akal. Bahan mentah yang diberikan bentuk beras, tapi lauknya sudah dimasak, jika lauknya sudah dimasak justru tidak higienis jika disimpan lama,” kata Irma saat dikonfirmasi, Jumat (20/5/2025).Menurut Irma, jika kegiatan belajar mengajar sedang libur, maka sebaiknya penyaluran MBG juga dihentikan sementara. Ia menilai, memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai pun berisiko tinggi.“Menurut saya selama libur ya stop saja dulu, toh libur juga tidak lama. Jika tetap ingin diberikan dalam bentuk uang tunaipun sulit juga pertanggungjawabannya nanti, khawatirnya malah dibelikan pulsa,” pungkasnya.Senada dengan Irma, Anggota Komisi IX DPR Nurhadi juga menyoroti pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah. Ia menilai, pola tersebut menyerupai program bantuan sosial (bansos) sembako yang memiliki konteks berbeda.”Karena bantuan disalurkan dalam bentuk bahan mentah tanpa petunjuk teknis yang jelas, maka kita perlu mengevaluasinya secara menyeluruh,” kata Nurhadi dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).Nurhadi memperingatkan bahwa MBG sejak awal dirancang bukan sebagai program distribusi bahan pangan mentah, melainkan pemberian makanan siap konsumsi bagi siswa sekolah.”MBG tidak bisa disamakan dengan program bagi-bagi sembako karena tujuannya berbeda. MBG sejak awal disusun merupakan program pemberian menu makanan yang bisa langsung dikonsumsi anak-anak,” ujarnya.Kontroversi ini muncul setelah beredar sejumlah foto di media sosial yang menunjukkan isi paket MBG berupa bahan pangan mentah seperti jeruk, pisang, ikan asin, telur puyuh, kacang tanah, dan beras. Seluruh bahan itu diberikan ke siswa dalam kondisi belum diolah, tanpa petunjuk cara konsumsi.Kasus ini diketahui terjadi di sejumlah sekolah di wilayah Tangerang Selatan, Banten. Masyarakat mempertanyakan efektivitas bantuan tersebut, terlebih tanpa pendampingan maupun edukasi gizi yang seharusnya menyertai program MBG.Sebagai mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN), Nurhadi meminta agar lembaga terkait serius mengevaluasi pelaksanaan MBG agar tujuan utama program yakni memenuhi kebutuhan gizi siswa sekolah secara langsung tidak bergeser dari esensi awal.”Kalau seperti ini kita patut bertanya, apakah program MBG ini benar-benar berpihak pada masyarakat atau sekadar menggugurkan kewajiban?” tutup Nurhadi.Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan saat ini pihaknya masih menyusun petunjuk tenis (juknis) pemberian makan bergizi gratis (MBG) selama libur sekolah. BGN mempertimbangkan sejumlah aspek, mulai dari pola kehadiran siswa di sekolah hingga efektivitas penyaluran gizi selama masa liburan.”Saat ini, BGN masih menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program MBG selama libur sekolah,” kata Dadan seperti dikutip dari Antara, Kamis, (18/6/2025).Ia mengatakan, jika siswa masih bisa datang ke sekolah, maka MBG akan diberikan dalam makanan segar. “Mereka juga bisa dibekali makanan tahan lama seperti telur, buah, dan susu untuk satu atau dua hari ke depan,” ujarnya.Namun, bila mayoritas siswa tidak hadir ke sekolah selama libur, distribusi MBG akan dialihkan kepada kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, agar manfaat gizi tetap tersalurkan secara merata dan optimal.“Kami pastikan setiap kebijakan yang diambil berlandaskan prinsip pemerataan gizi, efektivitas penyaluran, dan keberlanjutan manfaat. Tidak ada keputusan sepihak soal pembagian MBG tanpa dasar kebijakan resmi,” tegas Dadan.BGN menekankan bahwa seluruh proses kebijakan, termasuk penyesuaian teknis di lapangan, harus tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan efektivitas manfaat.Dadan juga memastikan BGN akan terus menyosialisasikan perkembangan kebijakan MBG secara transparan kepada publik.“Kami ingin memastikan bahwa manfaat gizi dari program ini tidak hanya menjangkau luas, tapi juga tepat sasaran,” pungkas Dadan.
MBG Berikan Dalam Bentuk Bahan Mentah, DPR: Enggak Masuk Akal

Tag:Breaking News