Home / REGIONAL / Mayat Ditemukan di Gubuk Kebun di Samarinda, Diduga Meninggal 5 Hari Lalu

Mayat Ditemukan di Gubuk Kebun di Samarinda, Diduga Meninggal 5 Hari Lalu

SAMARINDA, Warga Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki di sebuah gubuk kebun pada Selasa (20/5/2025) siang.

Mayat tersebut diketahui bernama Trimo (71), seorang pria lanjut usia yang tinggal sendirian di gubuk dan diketahui mengidap penyakit kusta.

“Ada mayat, namanya Pak Trimo. Sudah 4-5 hari kayaknya baru ditemukan itu,” ucap seorang warga yang enggan menyebutkan namanya di lokasi kejadian, Selasa.

Baca juga: 6 Bangunan Aset Negara Dirusak Anggota Ormas GRIB Jaya, KAI Rugi Ratusan Juta

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Palaran, AKP Iswanto, membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.

Ia menjelaskan bahwa jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang hendak mengantar makanan ke gubuk tempat Trimo tinggal.

Penemuan itu terjadi sekitar pukul 12.00 Wita di Jalan Kediri RT 3, Kelurahan Simpang Pasir.

“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam dapur gubuknya. Saksi yang menemukan awalnya hendak mengantarkan makanan, namun curiga karena tidak ada respons. Setelah dicek, ternyata korban sudah meninggal dunia,” ujar Iswanto di Mapolresta Samarinda.

Baca juga: Promosikan Judi Online, Admin Tukangblayer di Banjarnegara Ditangkap, Dibayar Rp 2,5 Juta per Bulan

Baca juga: 10 Guru SD di Magelang Meninggal dalam Kecelakaan Purworejo, Sekolah Libur sampai Cuti Bersama

Trimo diketahui telah lama tinggal seorang diri di gubuk yang terletak di tengah kebun.

Menurut keterangan warga, terakhir kali Trimo terlihat dua minggu lalu saat menjual hasil kebunnya berupa pisang.

Sejak saat itu, ia tidak lagi terlihat oleh warga sekitar.

“Susilawati, warga yang biasa membantu korban, pagi tadi berniat mengantar makanan. Namun karena curiga, ia melapor ke orang tuanya, lalu diteruskan ke pihak berwajib,” tambah Iswanto.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Kusta: Penularan, Gejala, dan Pengobatannya

Dari keterangan para tetangga, Trimo telah mengidap penyakit kusta selama lebih dari 10 tahun.

Karena alasan penularan dan kondisi kesehatan, ia memilih hidup menyendiri di pondok sederhana yang dibangunnya sendiri.

“Kami dari warga RT sudah sepakat akan memakamkan jenazahnya. Korban memang tidak memiliki keluarga dan semasa hidup juga menolak untuk diadopsi,” ungkap Iswanto.

Penyakit kusta sendiri merupakan infeksi kronis yang menyerang kulit dan saraf tepi.

Baca juga: Hari Kusta Sedunia: Mengenal Kusta atau Penyakit Hansen dan Gejalanya

Gejalanya berupa bercak putih atau kemerahan pada kulit yang mati rasa, tidak ditumbuhi rambut, tidak berkeringat, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri.

Jika tidak ditangani, kusta dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan saraf, cacat permanen, hingga gagal ginjal.

Pihak kepolisian memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Jenazah Trimo telah diserahkan kepada warga untuk dimakamkan secara layak.

Baca juga: Penyakit Kusta: Penyebab, Cara Penularan, dan Pengobatannya

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *