JAKARTA, Nama Marsinah, tokoh buruh asal Nganjuk, Jawa Timur, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Ia diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, bersamaan dengan beberapa tokoh lainnya seperti K.H. Abdurrahman Wahid, Jenderal Soeharto, dan K.H. Bisri Sansuri.
Usulan ini juga mencakup nama-nama Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Baca juga: Mengapa Marsinah Diusulkan Prabowo Jadi Pahlawan Nasional?
Empat nama baru yang diusulkan tahun ini mencakup Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Proses pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional telah dimulai di kota kelahirannya.
Namun, perjalanan untuk mendapatkan gelar tersebut tidaklah mudah.
Usulan harus melewati serangkaian tahapan dari tingkat masyarakat setempat, kabupaten, provinsi, hingga akhirnya ke pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa usulan Marsinah mendapat sambutan positif dari berbagai pihak.
“Respon masyarakat bagus tuh. Ya, lumayan. Artinya ada sambutan lah. Saya enggak bisa ukur persis, tapi ada sambutan yang cukup baik ya,” ujar Gus Ipul, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa pengusulan ini merupakan respons dari masyarakat dan aktivis buruh yang menghargai perjuangan Marsinah.
“Itu bermula dari usulan masyarakat. Diproses, didiskusikan, lalu diserahkan ke Bupati atau Wali Kota melalui tim gelar pahlawan daerah,” ujar dia.
Baca juga: Marsinah, Tak Sekadar soal Pahlawan Nasional
Saat ini, proses pengusulan masih dalam tahap pembahasan di masyarakat dan belum diajukan ke tingkat kabupaten.
Gus Ipul menegaskan bahwa meskipun ada perhatian dari Presiden Prabowo Subianto, proses ini tidak bisa dipercepat.
“Sudah mulai diproses di Nganjuk. Karena dia dari Nganjuk kan, Nganjuk, Jawa Timur,” tutur dia.