Home / Musik / Makna Lagu Paint It, Black dari The Rolling Stones, Simbol Keputusasaan dan Depresi Mendalam tentang Kehilangan Seseorang

Makna Lagu Paint It, Black dari The Rolling Stones, Simbol Keputusasaan dan Depresi Mendalam tentang Kehilangan Seseorang

Jakarta Makna dan Fakta di Balik Lagu “Paint It, Black” dari The Rolling StonesLagu “Paint It, Black” dari The Rolling Stones merupakan salah satu karya yang paling ikonik dalam sejarah musik rock. Lagu ini lahir dari sudut pandang seseorang yang sedang mengalami depresi mendalam, dengan keinginan agar semua di sekitarnya ikut berubah menjadi hitam agar selaras dengan suasana hatinya.Menariknya, saat ditanya mengenai inspirasi lirik lagu, Mick Jagger sendiri mengakui bahwa sebenarnya tidak ada inspirasi khusus yang melatarbelakanginya. “Aku tidak tahu. Itu sudah sering dilakukan sebelumnya. Itu bukan pemikiran yang orisinal. Semua tergantung pada bagaimana kamu mengeksekusinya,” ujarnya kala itu.Makna lagu dalam lirik ini memang sarat tentang rasa kehilangan, khususnya tentang kematian seseorang yang dicintai. Kalimat “I see a line of cars and they’re all painted black” seolah menggambarkan iring-iringan mobil jenazah dan limusin yang mengiringi upacara pemakaman. Lalu, “With flowers and my love both never to come back” menandakan bunga di pemakaman dan cinta yang telah hilang selamanya.Baris “I could not foresee this thing happening to you” memperlihatkan rasa terkejut dan duka mendalam atas kepergian yang mendadak, sementara “If I look hard enough into the setting sun, my love will laugh with me before the morning comes” mengisyaratkan harapan untuk kembali bersatu di alam baka. Awalnya, “Paint It, Black” ditulis sebagai lagu soul yang lebih lambat. Namun, saat sesi rekaman, Bill Wyman bermain-main dengan organ, meniru irama musik khas pernikahan Yahudi. Co-manager Eric Easton (yang juga seorang organis) dan drummer Charlie Watts lantas menambahkan pola drum cepat yang terinspirasi dari musik dansa Timur Tengah. Hasilnya adalah perpaduan irama ceria yang kontras dengan liriknya yang gelap.Brian Jones menjadi kunci penting dengan permainan sitarnya, yang terinspirasi dari penggunaan sitar oleh The Beatles dalam “Norwegian Wood.” Keith Richards menuturkan, “Sitar itu sangat rapuh, dan harus hati-hati memainkannya. Kami coba memasukkannya, dan ternyata cocok sekali.”Secara tidak sengaja, pada rilis singelnya terdapat tanda koma di judul, menjadi “Paint It, Black.” Ini membuat banyak orang menafsirkan seolah-olah ada seseorang bernama “Black” yang diminta untuk mengecat. Padahal, kemungkinan besar itu hanya kesalahan pengetikan di era 60-an. Selain menjadi salah satu soundtrack serial TV Tour of Duty yang mengisahkan Perang Vietnam, lagu ini juga dipakai di film Full Metal Jacket karya Stanley Kubrick, menjadi alegori kesedihan mendalam akibat perang.Sayangnya, Brian Jones yang punya kontribusi besar dalam aransemen lagu ini tidak tercatat sebagai penulis resmi. Menurut Keith Richards, meskipun Jones banyak membantu dalam aransemen, ia tidak pernah menyelesaikan sebuah lagu secara utuh untuk dikreditkan sebagai penulis.Brian Jones sendiri akhirnya dipecat dari band pada 1969 akibat masalah pribadi dan kecanduan narkoba. Ironisnya, kurang dari sebulan kemudian, ia ditemukan tewas di kolam renang rumahnya dalam usia 27 tahun. “Paint It, Black” sendiri kerap di-cover oleh banyak musisi lintas genre. Mulai dari U2, Deep Purple, hingga Ciara yang membawakannya dengan sentuhan R&B untuk film The Last Witch Hunter pada 2015.Lagu ini juga digunakan dalam berbagai iklan komersial, termasuk iklan Ford pada 2018 yang menampilkan Bryan Cranston, serta iklan Pepsi Zero Sugar yang diiringi versi baru oleh Missy Elliott dan H.E.R. pada Super Bowl 2020.Di balik semua itu, “Paint It, Black” tetaplah menjadi simbol keputusasaan yang gelap, namun justru menghidupkan ironi: irama yang enerjik mengiringi lirik yang suram.Seperti kata Mick Jagger, “Itulah masa-masa banyak orang pakai acid. Lagu ini penuh sitar, semacam awal mula psychedelic yang suram.”Lagu ini mengingatkan kita bahwa di balik musik yang terdengar sederhana, selalu ada lapisan emosi mendalam yang menjadikannya abadi dalam sejarah musik.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *