Home / REGIONAL / Laporan Makam yang Dirusak di Bantul Makin Banyak, Polisi Minta Warga Tetap Tenang

Laporan Makam yang Dirusak di Bantul Makin Banyak, Polisi Minta Warga Tetap Tenang

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak membuat asumsi terkait kasus perusakan makam di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap pelaku perusakan.

Laporan perusakan makam terus bertambah. Hingga kini, terdapat dua laporan resmi yang masuk dari warga terkait makam di Ngentak, RT 10, Baturetno, Banguntapan, serta makam Jaranan, RT 01, Panggungharjo, Sewon.

Sementara satu laporan lain di Ironayan belum diajukan secara resmi.

Baca juga: 10 Nisan Salib di Makam Ngentak Bantul Dirusak, Begini Kondisinya

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, meminta masyarakat agar tidak berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada aparat kepolisian.

“Percayakan kepada kepolisian,” kata Jeffry saat ditemui di makam Ngentak, Senin (19/5/2025).

Jeffry menjelaskan, perusakan di makam Jaranan diketahui pada Rabu (14/5/2025). Dua nisan milik warga setempat ditemukan rusak, khususnya pada bagian papan nama. Dari foto yang beredar, nisan tersebut terlihat memiliki simbol salib.

Menurutnya, laporan diterima setelah ahli waris mengetahui berita perusakan makam dan melapor ke juru kunci makam Jaranan. Pemeriksaan kemudian dilakukan dan ditemukan dua batu nisan yang dirusak.

“Laporan yang masuk dua lokasi makam Ngentak dan Jaranan. Kalau ada informasi bisa dilakukan di Polsek terdekat,” ujarnya.

Polisi masih terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mengungkap pelaku di lokasi makam Ngentak.

Baca juga: Perusakan Makam Salib di Bantul, Apa yang Terjadi?

Sementara itu, Panewu Banguntapan, I Nyoman Gunarsa, menyatakan pihaknya telah mengambil langkah antisipatif agar kasus ini tidak meluas dan menimbulkan gejolak.

“Dari Polsek, Koramil, Pak Lurah, kemudian FKUB juga. Kami dalam waktu dekat akan melaksanakan langkah koordinasi untuk menghindari barang kali ada hal-hal yang masyarakat salah komunikasi salah informasi. Jangan sampai lebih meluas lagi,” kata Nyoman.

Ia juga membenarkan adanya informasi tambahan mengenai perusakan makam di wilayah Ironayan, meskipun kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah.

“Dua tempat. Satu Ironayan (satu Ngentak). Hanya 1 (nisan) tapi tidak begitu dirusak,” jelasnya.

Ketua Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), I Ketut Santosa, menegaskan bahwa perusakan makam adalah tindakan kriminal dan tidak boleh dikaitkan dengan isu SARA.

“Jangan sampai ini diisukan sara dan sebagainya. Jangan sampai melebar ke mana-mana sehingga bikin gaduh kisruh. Itu yang kita hindari,” ujar Ketut.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *